STARTEGI MENGUBAH GAYA HIDUP DAN INVESTASI
Krisis keuangan di Amerika Serikat pada akhir September 2008 lalu, tak pelak memnimbulkan dampak di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Imbasnya kata para pakar ekonomi, akan merasa mulai 2009. Dimana salah satunya akan maraknya PHK. Akankah resesi membuat ekonomi keluarga terpuruk? Bagaimana menyiasatinya?
Agak was-was juga dengan prediksi ekonomi yang cukup berat di tahun 2009. disana-sini orang mulai mewanti-wanti untuk hemat sejak sekarang. Simpan uang untuk antisipasi. Konon, kondisi ekonomi akan terasa berat di pertengahan 2009. Apa iya?
Menurut Lana Soelistianingsih, akonom dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, resesi sekarang ini tidak bisa langsung terjawab apakah masuk kategori yang ringan, sedang atau berat. “Kita harus melihat dulu seberapa besar ketergantungan perdagangan kita terhadap internasipmal,” katanya.
Dan kenyataan, krisis Oktober-September 2008 sangat memukul perdagangan, terutama ekspor akibat permintaan pasar luar yang turun drastic. “ Padahal produksi di dalam negeri ini rentetannya banya karena di dalamnya atara lin ada tenaga kerja, “Jelasnya. Bukti PHK besar-besaran itu sudah mulai terlihat sejak akhir 2008 ini.
Di dalam negeri sendiri akan ada pemilu. Pengalaman yang sudah-sudah, setiap kali pemilu, ekonomi lesu lantran kurangnya proyek perekonomian. Pemerintah focus pada pemilu, belanja Negara pun kesedot untuk pemilu.
Diakui Lana, memang belum tahu seberapa besar dampaknya. Namun menurutnya, penurunan cukup lumayan dari target pemerintah, pertumbuhan ekonomi yang semula 6% direvisi menjadi 4,5%. Padahal setiap 1% kenaikan pertumbuhan ekonomi saja bisa menciptakan kesempatan kerja baru bagi 500-700 ribu orang. Sekarang ada sekitar 2% penurunan pertumbuhan ekonomi berarti hampir 2juta tenaga kerja akan terkena dampaknya. Ini akan memukul khususnya mereka dari golongan ekonomi menengah kebawah.”
HARUS OPTIMIS
Meski demikian kata Lana, kita harus selalu optimis menyikapi krisis ini. Apalagi harga BBM akan turun, sehingga masyarakat bisa berhemat biaya transportasi dan kelebihannya bisa dialihkan ke konsumsi yang lain. Perusahaan-perusahaan mau tak mau juga akan memberikandispensasi berupa diskon-diskon untuk menarik minat konsumsi. “Belum lagi adanya pasar –pasar baru seperti dari China, India tapi daya beli masyarakat lebih rendah daripada Indonesia dihitung dari PDB perkapita. Meski kualitasnya bagus tapi jangan mudah tergoda.
Harapan juga muncul dari bangkitnya sector usaha dalam negeri. Menurut Lana, masih banyak peluang yang bisa dikembangkan asal bisa menangkap pasar dengan tepat. Bagi wanita yang terkena imbas PHK, tidak ada salahnya mulai wirausaha baru. Apalagi pemerintah misalnya, telah menyiapkan KUR (kredit usaha rakyat) dengan maksimal pinjaman 5 juta.
GAYA HEMAT YANG CERDAS
Beberapa langkah berikut dapat anda terapkan dirumah untuk menghindari keluarga dari keterpurukan saat resesi ekonomi.
Bentuk Penghematan Penjelasan
HADAPI TESESI DENGAN BERHEMAT
Demikian pulang diungkapkan Tejasari, Certified Financial Planner dari lembaga konsultasi keuangan Quantum Magna Financial. Menurut Teja, faktor penting agar resesi tak berdampak besar terhadap kehidupan keluarga dan rumah tangga adalah tetap berpikiran optimis dan melakukan perubahan gaya hidup dengan cara berhemat.
Meski penting, diakui ibu dan anak ini, gaya hidup hemat tak dapat dilakukan secara mendadak dan serta merta. “Harus bertahap, karena kalau tidak siap secara mental, bukan tidak mungkin akan kembali ke gaya hidup semula, bahkan bisa jadi jauh lmelebihi sebelumnya, “jelas Planning Director Quantum Magna Financial ini.
Menurut Teja, salah satu permasalahan yang seringkali membuat keluarga tidak siap menhadapi situasi sulit adalak ketidak seimbangan antara pemasukan dan pengeluaran yang bersumber pada gaya hidup berlebihan. Keluarga sperti ini akan berupaya dengan bersusah payah memenuhi keutuhannya, karena pemasukan yang diperoleh tidak mencukupi.
Gaya hidup seperti inilah (berlebihan) yang seringkali sulit diubah manakala kita menhadapi resesi. Seringkali tidak siap jika harus secara drastic mengubah gaya hidup menjadi lebih berhemat. Akibatnya, tak sedikit kaluarga yang terpuruk di masa resesi ekonomi.
Lantas, caranya berhemat ? “Tentu saja kalau dalam rumah tangga dengan memangkas sejumlah anggaran pengeluaran, baik yang bersifat peribadi maupun rutin, “tegas lulusan ekonok,u Manajemen Universitas Indonesia (UI) ini.
Pengeluaran pribadi adalah pengeluaran yang biasanya berkaitan dengan kebutuhan pribadi, seperti unut penambpilan dan kesenangan. Tak jarang, pengeluaran pribadi ada anggaran tersendiri setiap bulannya. Menurut Teja, pengeluaran pribadi seperti ini dapat ditekan dalam rangka berhemat menghadapi resesi. Makan diluar rumah yang biasanya dua kali seminggu, sekarang mulai masak sendiri di rumah atau diubah sebulan sekali.
Begitu juga menghemat pengeluaran rutin atau kebutuhan sehari-hari bila dilakukan. Namun perlu diperhatikan, penghematan pengeluaran rutin bukan dengan cara menghilangkan sesuatu yang ada setiap hari menjadi tidak ada, tetapi bisa disiasati dengan melakukan penggantian (substitusi) terhadap produk serupa yang mutunya tetap baik, namun harganya relative lebih murah. Misalnya jika terbiasa mengonsumsi daging-dagingan sebagai lauk pauk, para ibu bisa mengganti dengan produk yang bernilai gizi tinggi, seperti telur. Atau mengurangi jumlah pemakaian listrik.
Dilanjutkan lulusan MappFln SIA Australia ini, kunci keberhasilan dari berbagai penghematan adalah perubahan pola piker dan kesadaran untuk hidup berhemat. “Terkadang beberapa orang mencari jalan singkat dan relative mudah agar keinginannya dapat terpenuhi, misalnya dengan menggunakan kartu kredit atau kredit angunan (KTA). Padahal ketika terjadi resesi, hal ini bisa membahayakan kondisi keunangan keluarga.”
Teja menambahkan, pengeluaran-pengeluaran menggunakan kartu kredit dan KTA sangat tidak dianjurkan, terlebih dalan kondisi resesi. Bahkan menurutnya, sebaiknya kita menghentikan penggunaan kartu kredit. “Jika memang sudah terlanjur, sepat dilunasi. Karena saat resesi kita tidak tahu kondisi kedepannya seperti apa. Biasanya pembayaran dengan cara mencicil, dalam situasi resesi bisa saja buanganya semakin hari semakin besar.
MENYIASATI PENGELUARAN RUMAH TANGGA
Siapa sangka harga tahu tempe yang semula sangat terjangkau kian beranjak naik menyaingi harga ikan segar? Agar keluarga tetap mendapatkan kualitas terbaik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyiasati pengeluaran :
CERMAT DALAM INVESTASI DAN KREDIT
Langkah lain yang perlu dilakukan adalah cermat dalam berinvestasi, terutama investasi-investasi dengan risiko tinggi, seperti saham, reksa dana, deposito dan sebagainya.
Namun demikian, cermat dalam berinvestasi bukan berarti tidak melakukan investasi sama sekali. Hanya pada saat resesi, perlu lebih waspada. “Jangan sampai terjebak pada investasi yang bersifat tidak jelas, karena saat resesi bisa jadi sangat membahayakan, “ujar Teja.
Sementara itu, bagi mereka yang sudah telanjur berinvestasi, tidak perlu panic. Misalnya, yang sudah bermain saham. Teja menyarankan agar tidak bertindak gegabah dan menunggu saha hingga sesesi selesai. “Saham biasanya jangka panjang lima atau sepuluh tahun. Jadi tak perlu khawatir karena nilai saham bisa naik lagi.”
Investasi dengan menyimpan barang-berharga juiga perlu dicermati.perhiasan misalnya, penting mempertimbangkan purna jual benda tersebut. “Jangan sampai investasi tidak menghasilkan karena sulit menjualnya lagi atau harganya kerap jatuh bangun.”
Investasi dengan jalan menyimpan sejumlah mata uang asing pun bukan tanpa risiko. Adanya krisis global saai ini, kusrs mata uang asing bersifat fluktuasif (mudah naik turun).
Bila memang masih ingin berinvestasi, lakukan dengan membuka bisnis. Tentunya jenis bisnis yang masih menyedot minat orang kendati sedang terjadi resesi, seperti pendidikan (kursus dan les) serta makanan. Meski terdapat kenaikan harga sehingga modal yang dikeluarkan menjadi lebih besar, potensi konsumen di kedua bidang ini masing terbilang konsisten.
Selain investasim, penting juga mencermati pengambilan kredit tertentu dari bank, bmisalnya kredit rumah. “Ini penting, karena saat resesi suku bunga bank relative tinggi,” ujar Teja. Namun kika keadaan memang sudah sangat mendesak, pengambilan kredit dari bank bisa disiasati dengan jalan mencari bank yang kondisinya relative stabil. KARTINI
Entri Populer
-
Jangan dipandang enteng, apalagi bila disertai perut kembung. Waspadai ada kelainan di usus besar. Bila bayi kita perutnya kembung dan besar...
-
Tanya: Anak pertama saya perempuan dengan BB 2,7 kg dan PB 47 cm. Sekarang usianya 5 bulan dengan BB 5,3 kg dan PB 66 cm. Apakah normal? Sej...
-
Ketika menderita flu, kadang-kadang ibu bingung haruskah berhenti menyusui agar bayi tak tertular? F lu maupun selesma memang tidak harus m...
-
LEBIH CANTIK DENGAN KACA MATA Banyak wanita merasa “ terpukul ”saat menghadapi kenyataan harus berkacamata. Bahkan, tak sedikit yang merasa ...
-
Diare atau ‘Mencret’ pada anak M aya, anak perempuan usia 2 tahun sampai siang itu sudah mencret-mencret 5 kali. Kendati begitu anak tersebu...
KONSULTASI DOKTER ANAK
![KONSULTASI DOKTER ANAK](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMljnlMQeYfQLK7l0ym8mCPj-MhRcgJD5o5N37PA3KaUBCqwrmyNYk8SFnidEYVycVUXYElOy4Gd85SrfP45qwfn0ydJNZ9oyEdFYoS-vy8348wZNXo6R3Vw5MDfzQwY0smb_F2669I0TP/s150/426863_3418426262042_1311718823_3306493_25541358_n.jpg)
- dr. Hermansyah Irwan, SpA
- dr. Rusmala Deviani SpA
- dr. Fransiska S. Susanti, SpA
- dr. Maria Widhiastuti, SpB
- dr. M. Muchlis, SpA
- dr. Srimpi SpKJ
- dr. Rastra Rantos, Spa
- dr. Bobby Setiadi D, SpA
- dr. Jaya Ariheryanto,SpA
- dr. Rini Purwanti
- dr. Rouli Nababan SpA
Visitors
Minggu, 08 Agustus 2010
GAYA HIDUP MENGHADAPI KENAIKAN BAHAN POKOK
Labels:
Problematika keluarga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Category
- Artikel (186)
- Tips Bunda (166)
- Artikel Keluarga (142)
- Psikologi Anak (79)
- Problematika keluarga (71)
- Artikel Kehamilan (66)
- Penyakit Anak (63)
- Tips Kecantikan (47)
- Seksologi (33)
- Makanan Bayi dan Balita (31)
- Obat Alternatif (22)
- Permainan Anak Balita (20)
- P3K Keluarga (18)
- Karier (11)
- Religi (9)
- Teknologi (6)
- Keuangan Keluarga (5)
- Hypnoparenting (2)
- Hypno-birthing (1)
About Me
![Foto saya](http://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu_ZhJwa_AkWLBiuu3F_LIY75TJW8fOfqa2IqRPD5fzggdvnwRsjUHK1wr4TVGUuE72l2ZuDx2rmMnUMhiDE6Yf_JD2t8jZqt4xkSx1puLf22n3JLQMoGQKeM2r8sdEw/s113/29261723_10210524352125100_2913879188551237632_n.jpg)
- BUNDA DAN ANANDA
- Batam, Kepulauan Riau, Indonesia
- ZUDHA SULFIYANA seorang ibu dengan satu orang putra yang mulai beranjak remaja. yang ingin berbagi ilmu dengan para pembaca. semoga berguna untuk semua. Amin
0 comments:
Posting Komentar