Sabtu, 03 Juli 2010

BUANG AIR BESAR (BE-A-BE)



(BE-A-BE) SATU DIANTARA YANG HARUS DISYUKURI

Pada sebagian anak usia sangat dini, seringkali terlihat anak mengejan kesakitan sehingga orangtua merasa kasihan melihatnya. Kondisi itu diperparah dengan sulitnya anak untuk Be-A-Be alias buang air besar.

Banyak hal baru yang dialami pasangan suami istri,m apalagi baru pertama kali mempunyai “momongan”. Satu diantaranya adalah yang terkait dengan tingkah laku dan kejadian yang menimpa sang buah hati.
Pemandangan pada bayi berupa tangis dan senyum menjadi keseharian. Selain itu kegiatan dalam bentuk memandikan, mengganti pakaian dan memberi air susu juga menjadi aktifitas rutin.

Tentu saja selam proses tumbuh dan berkembangnya bayik, tak jarang muncul sesuatu yang dianggap sebagai masalah. Sebagai contoh adalah cegukan, kolik (kadang ditandai dengan bayi tiba-tiba menangis seperti (kesakitan), muntah, kerak kepala, penyakit kuning dan ruam pada bayi. Persoalan lain yang kadang terjadi adalah gangguan saat buang air besar alias BAB (baca: Be-A-Be).

Sembelit atau konstipasi secara umum dipahami sebagai keadaan yang ditandai dengan kesulitan anak untuk buang air besar. Anak bisa dikatakan jarang melakukan buang air besar kalau dia tidak BAB selama lebih dari 3-4 hari dan tinja cukup keras atau keluar hanya sedikit dan disertai mengejan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bayi.

Bagi anak yang hanya minum ASI, penyebabnya antara lain bisa karena terlalu sedikitnya ASI yang diminum sehingga kotoran yang seharusnya keluar dengan lancar menjadi mengeras (bayi dengan ASI cenderung mengeluarkan kotoran berwarna kuning, lembek), gangguan pada usus atau lemahya gerak syaraf yang mempengaruhi proses pencernaan pada diri anak tersebut. Makanan yang dikonsumsi ibu juga bisa mempengaruhi proses buang air besar pada anak. Untuk anak yang sudah makan makanan tambahan ASI, faktor diet yang dapat menyebabkan konstipasi antara lain kurang cairan, terlalu banyak mengonsumsi kalsium (susu) dan kurang mengonsumsi serat.

Untuk mengatasi sembelit, bisa memberikan lebih banyak cairan kepada bayi, misalnya menambah jumlah asupan ASI. Haya binti Mubarok al-Barik dalam bukunya Ensiklopesi Wanita Muslimah edisi terjemahan Darul Falah, menyarankan bagi ibu supaya memberi air putih setiap selesai menyusui. Bagi bayi yang sudah mengonsumsi makanan tambahan, selain cairan yang tidak hanya bisa berupa air putih, dapat ditambahkan pula berupa kuah sayuran atau jus buah. Dengan kata lain, memperbanyak makanan berserat. Makanan berserat akan membentuk kotoran bayi dan menyebabkan usus besar bergerak serta mendorong kotoran keluar. Sebagai contoh dari makanan berserta adalah buah-buahan segar, seperti apel, pir, pisang; buah kering misalnya prem, apricot, sayuran segar (wortel, kentang, brokoli, seledri) dan bubur gandum atau bubur sereal yang dihaluskan.

Selain itu, disarankan supaya ibu yang menyusui memperbanyak makan kacang-kacangan dan sayur dari daun papaya atau daun katuk serta buah papaya. Sementara sebagian yang lain menyarankan agar pada bagian anus bayi bisa dioleskan minyak untuk merangsang bayi melalukan BAB. Pijitan pada daerah kaki danpantat dapat membantu juga dalam hal ini. NABILA/1/2005

1 comments:

alrisblog mengatakan...

Betul sekali bunda. Coba bayangin dua hari aja gak BAB, terasa tersiksa banget.
Salam sukses.
http://pakosu.wordpress.com/

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda