Kamis, 06 Mei 2010

DI USIA SENJA SI DIA MELIRIK YANG MUDA


Di penghujung usia dan di tengah harmonisnya bangunan keluarga, seorang suami masih tega berselingkuh. Sebenarnya apa yang membuat berselingkuh?

Suami berselingkuh si usia senja bukan lagi cerita klasik. Pengalaman seputar hal tersebut telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebuah babak pernikahan. Ketidakpuasan pada kondisi pernikahan menjadi pemicunya. Kondisi keluarga yang tidak harmonis menyebabkan banyak suami pada akhirnya mencari “kesenangan” di luar bersama perempuan lain.

“Pada dasarnya suami yang berselingkuh itu menderita karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Bisa dikatakan selingkuh merupakan bentuk pelarian mereka karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya di rumah,” ujar Evi Sulastri. Hal ini dibenarkan pula oleh psikolog Mien Amrina, “Hubungan dengan istru yang tidak harmonis umumnya memacu suami untuk berselingkuh.”

Meski begitu Mien meyakini adanya faktor lain yang membuat suami memiliki kecenderungan berselingkuh. Memasuki usia 40 tahun, umumnya laki-laki berada pada posisi yang mapan baik dalam membina karier maupun membina keluarga. Merasa memiliki uang “lebih” dan tidak tahu bagaimana “membelanjakannya”, mulailah mereka “kencan” dengan perempuan lain.

Namun Mien tidak setuju bila kecenderungan diatas disebut sebagai akibat dari hadirnya pubertas ketiga pada laki-laki. “Pubertas berasal dari bahasa Yunani, Pubes yang berarti rambut tumbuh. Istilah ini sangat sesuai bila terjadi pada remaja yang baru mengalami “rambut tumbuh” tapi apakah sesuai bila diperuntukkan pada laki-laki berusia 40 tahun,” ujar Mien.

Berbeda dengan Mien, Direktur Utama Sekolah Pengembangan Kepribadian Moslem Glows Dra. Kinkin Annida percaya adanya pubertas ketiga. “Meski belum ada penelitian secara utuh, tapi pubertas ketiga akan dialami seseorang. Ditandai dengan perubahan fisik berupa tekstur kulit yang mengerut dan hadirnya masalah kesehatan dalam diri seseorang.

Serupa dengan pubertas sebelumnya, upaya mencari pengakuan diri juga terjadi pada pubertas ketiga. “Apakah saya masih diterima dengan kondisi fisik seperti ini?” atau “Apakah saya masih laku?” Inilah kemudian yang mendorong seseorang untuk melancarkan aksi selingkuh. Tentunya tanpa menafikan pengaruh lingkungan eksternal yang ikut mendukung terjadinya perselingkuhan tersebut.

Disinilah perlunya kembali pada komitmen awal saat mengadakan perjanjian pernikahan. Renungkan kembali komitmen yang dapat menyelamatkan pernikahan. Memang terasa menyakitkan mengetahui suami berselingkuh. Namun jika memang mkomitmen itu masih ingin dipertahankan maka hilangkan rasa gengsi. Jangan tergesa mengambil keputusan untuk bercerai. Perceraian bukan jalan akhir. Bukankah Allah sangat membenci perceraian? Coba utnuk berkepala dingin dan pertimbangkan segala konsekuensi yang akan terjadi dalam setiap keputusan. MAJALAH PARAS

HINDARI PERSELINGKUHAN

  • Perkuat hubungan anda dengan komitmen. Peliharalah cinta, karena cinta itu ibarat tumbuhan yang perlu selalu disirami dengan curahan kasih sayang dan disiangi dari godaan-godaan pihak wanita lain.
  • Adakan pembekalan bagi calon pasangan yang belum menikah dan juga bagi pasangan yang sudah menikah melalui berbagai forum. Seperti forum majelis taklim, forum arisan, serta perkumpulan-perkumpulan muslimah lainnya. Dengan pertemuan tersebut setidaknya dapat memberikan benteng dan bekal yang cukup untuk membentuk keluarga sakinah. Dalam forum biasanya bisa bertukar pengalaman. Salah satunya kiat menghadapi suami/istri. Siapa bilang bila sudah menikah berarti terbebas dari usaha menarik perhatian si dia? Itu salah, justru anda baru memulai suatu proyek jangka panjang membuat si dia selalu tertarik dan penasaran terhadap kita. Bersikaplah seolah-olah anda belum menikah dengannya. Paling tidak, buatlah si dia penasaran terhadap anda sebagai orang yang penuh daya tarik dan misteri.
  • Menciptakan kebersamaan. Harus disadari bahwa penyelewangan terhadap komitmen berumah tangga adalah masalah bersama.jadi, kalau suami selingkuh bukan dibalas dengan selingkuh, karena hal ini tidak menyelesaikan persoalan. Sebagai suami istri dan sama-sama bekerja, tentu waktu anda dan suami lebih banyak dihabiskan dikantor. Cari celah waktu, atur makan siang bersama atau berikan kejutan dengan menjemput si dia di kantornya. Tentu saja habiskan akhir pecan bersama dengan hal-hal menarik.
  • Bentuk wadah atau tempat berbagi dan tempat curahan hati. Agar sesuai syariat maka dalam forum tersebut harus ada orang ahlinya, sbut saja ustadzah dan psikolog. Untuk menghindari penyimpangan dari manfaat forum itu, jauhkan kegiatan menjelakkan suami atau tempat gossip. Yang harus ditegaskan dalam konsultasi adalah bahwa tidak semua orang yang mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan dirinya dan suami adalah gibah. Hal ini merujuk pada diturunkannya firman Allah, surat Mujadillah. Dalam forum tersebut juga harus tercipta kebersamaan, bila perlu adakan pendamping bagi istri yang teraniaya; baik posisinya sebagai korban langsung atau dia melakukan perselingkuhan dan ingin kembali kepada keluarganya.
  • Obat cinta itu adalah tanggung jawab dan respek satu sama lain

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda