Rabu, 06 Januari 2010

JODOH VIA INTERNET ANTARA KENISCAYAAN DAN KEWASPADAAN

Mencari jodoh via internet saat ini bukan sesuatu yang tidak mungkin telah banyak pasangan yang menemukan jodohnya lewat duni maya. Hanya saja kita tetap jarus waspada dengan tetap memperhatikan adab-adab pergaulan.

Kemajuan teknologi saat ini memperluas kemungkinan orang-orang yang berbeda tempat, bahasa, kultur, budaya berada dalam satu ikatan jagad jembar (worldwide seb). Masing-masing computer yang terkoneksi satu dengan yang lain melipat jarak yang tadinya nun jauh di sana menjadi sangat dekat.
Kita bisa berkomunikasi dengan mudah dan murah melalui chatting, blog (web diary), voice mail, web camera, VOiP ( telpon murah dengan menggunakan internet), situs pertemanan, forum diskursi dll. Tak heran bila kini sebagian orang yang akrab dengan internet merasa memiliki teman baik dari seluruh penjuru dunia.

Kewaspadaan tingkat tinggi

Internet pun kini dijadikan ajang mencari jodoh. Dari yang serius, iseng-iseng berhadiah, hanya sekedar berteman saja sampai ada yang memiliki niat jahat untuk menipu. Untuk ajang mencari jodoh ini ada ribuan situs jodoh nasional dan international yang gratis meupun bayar sebagai untuk muslim.
Banyak cara dari situs perjodohan tersebut untuk menarik minat para peselancar internet yang tertarik mencari jodoh. Di antara keanggotaan gratis telah banyak anggot yang telah bergabung kemudahan penggunaan situs dll.
Banyak memang yang mengaku telah berhasil mendapatkan jodoh dari situs pencarian jodoh atau kontak biasa melaui internet. Banyak cerita yang akhirnya mempertemukan si kulit sawo matang dengan kulit putih. Ada pula antar sesame orang Indonesia yang hanya teropisah jarak saja. Ada pula orang yang memulai hubungan “pertemanan” via forum diskusi yang membahas minat yang sama, dengan komunikasi yang intens dan diakhiri dengan “copy darat” (pertemuan langsung) hingga membuahkan catatan di depan panghulu.
Namanya juga teknologi, tentu saja punya dua sisi mata uang. Yang satu saling menguntungkan, namun bisa jadi sisi yang lain malah jadi boomerang. Alih-alih mencari jodoh, justru petaka yang terjadi.
Hal ini terjadi pada, Rinda, seorang karyawati yang terpaksa merelakan uang di ATMnya dan sejumlah barang yang totalnya bernilai 35 juta digasak oleh laki-laki yang Rinda kenal melaui situs biro jodoh. Seperti yang diberitakan di berbagai media massa, Rinda yang memang serius mencari jodoh sudah menjadi angota situs ini sejak tahun 2005. setelah berbalas e-mail dan sms akhirnya Rinda yang penasaran dengn kenalan dunia mayanya ini berjanji untuk copy darat di Surabaya. Disana, Rinda malah dihipnotis oleh Teddy (alias Former Stud) dan Nazar (alias Pangeranmoe) yang mengaku bekerja di instansi pemerintah itu.
Lalu ada juga Phy, wanita asal Bandung, yang jadi kkorban perkosaan Ferry, teman chatting yang dikenalnya di sebuah situs biro jodoh. Musibah tejadi saat keduanya memutuskan copy darat di kediaman Ferry di Tengerang, Jawa Barat, pada 25 Desember 2007 lalu dan di situlah Ferry menunjukkan wajah aslinya.
Kisah Rinda dan Phy semestinya membuat kita semakin berhati-hati dalam melangkah didunia maya tersebut, sebab segala sesuatu bisa saja diputarbalikkan. Memalsukan usia,l jenis kelamin, lokasi, pekerjaan, bahkan foto dan lainnya bukan sesuatu yang aneh ditemui di internet.

Adab-adab pergaulan perlu diperhatikan

Internat kini memang juga diakrabi para aktivis dakwah lantaran memang banyak manfaatnya. Berbagai ilmu dan pengetahuan umum maupun agama, yang bermanfaat amat mudah diakses di internet, bahkan berbagai pertanyaan syariah bisa kita ajukan di berbagai situs dakwah untuk kemudian segera mendapat jawabannya.
Komunikasi intens pun termasuk juga terhadap lalwlan jenis amat mudah terjadi diantara peselancar dunia maya ini lewat berbagai fasilitasnya. Disinilah diperlukan kesadaran untuk tetap memperhatikan rambu-rambu syariah dalam pergaulan, didunia maya sekalipoun. Apalagi bagi mereka yang memang berniat menemukan jodohnya di sini dan menjadikannya sebagi ajang ta’aruf.
Lewat situs www.syariahonline.som, para ustadz yang bergabung dalam Shariah Consulting Centre, Jakarta ini mewanti-wanti tentang risiko melakukan ta’aruf online seperti ini. Kejujuran dan seungguhan masing-masing pihak tak bisa dijamin sama sekali. Semuanya bisa serba palsu, dari data diri bahkan sampai foto.
Walaupun kemudian, katakanlah seseorang telah mengenal calon pasangan yang baik atas rekomendasi seseorang yang terpercaya, yang jadi masalah kemudian adalah pergaulan online yang dijadikan sarana komunikasi mereka. Tak ada yang bisa tahu dan tak ada yang bisa menjamin isi percakapan mereka. Pembicaraan bisa terarah, tapi selalu ada kemungkinan pembicaraan bisa menjurus pada pembicaraan terlarang.
“Aktivitas ini sering disebut sebagai ‘cyber khalawat’ yaitu kencan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram lewat alam maya. Memang secara fisik mereka tidak duduk menyepi dari orang lain, sehingga tidak terjadi sentuhan kulit, rabaan, pelukan dan sejenisnya. Namun kata-kata yang mereka rangkai bisa lebih jauh melambungkan khayal mereka. Dan ketiadaan pihak ketiga membuat keduanya meresa bebas bicara apa saja, termasuk hal-hal yang sudah diluar stika. Siapa yang bisa melarang aktivitas orang yang sedang duduk di depan computer? Padahal dia sedang kencan atau melakukan hal-hal yang terlalu jauh,” jawab para ustadz di situs tersebut terhadap satu pertanyaan tentang ajang ta’aruf online.
Jadi selain kewaspadaan, pemahaman syariah tentang adab-adab pergaulan semestinya jadi modal dasar saat memutuskan untuk mencari jodoh via internet. Apalagi perkara jodoh bukan perkara main-main.(ummi/maret2005)




0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda