Rabu, 06 Januari 2010

KORBAN PEDOFILIA BERPOTENSI MENJADI PELAKU

Ada banyak kemungkinan ‘kerusakan’ yang dialami anak pedofilia korban kekerasan seksual. Namun menurut psikolog RAtih Andjayani Ibrahim,Psi.M.M. efek tersebut tidak dapat disamakan antara satu korban dengan korban lain. Pasalnya untuk urusan jiwa, tidak ada hal yang pasti. Setiap orang memiliki keunikan tersendiri, termasuk daya tahannya terhadap masalah. Selain itu, keluarga dan lingkungan juga memberi pengaruh yuang besar.
“Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang selalu menyalahkan, akan cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi. Tetapi, anak dari keluarga permisif atau cuek, mungkin akan berbeda. Kalau yang menjadi korban anak laki-laki mengkin ai akan jadi pelaku kekerasan tertentu. Tetapi kalau yang kena anak perempuan, mungkin ia justru jadi manginginkan sosok jauh lebih tua. Ini semua baru kemungkinan karena tidak ada formula pasti. Tergantung jiwa masing-masing anak” jabarnya.
“Apakah mungkin anak korban pedofilia menjadi pelaku di kemudian hari?” mungkin saja. Apalagi kalu kejadiannya berulang-ulang. Pasti ada perilaku tertentu dari perilaku yang diadopsi si anak.” Sebagai gambaran, ia menceritakan satu contoh kasus yang pernah ia tangani. Ada anak perempuan berusia 12 tahun di pantu asuhan yang memiliki perilaku aneh. Ia senang menempel-nempelkan tubuhnya ke anak pria. Setelah ditelaah, ternyata anak itu pernah “ditiduri” bapak kandungnya dari umur 2-7 tahun.
Sebenarnya si anak merasa tidak nyaman dengan perilaku ayahnya. Tetapi karena berlangsung cukup lama, tanpa disadari ia justru mengadopsi perilaku negative tersebut. “selain itu, anak korban kekerasan seks bisa tumbuh menjadi pribadi introvert, sangat mender, sangat pengecut dls. Tetapi ingat, semua itu hanya kenungkinan. Tetapi saja tidak ada yang bisa mengetahui pasti ujungnya seperti apa” paparnya.

Sumber: Kartini no.2167/juni 2006
Psikolog : Ratih Andjayani Ibrahim,Psi M.M


0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda