Sabtu, 26 April 2014

MENGHINDARI KEJAHATAN SEKSUAL PADA ANAK

Bicara Seks kepada Anak dengan Bijak Untuk Menghindari Kejahatan Seksual

Sebagai orang tua kadang malu atau merasa tabu untuk bicara soal seks kepada anak-anaknya. Saat anak usia playgroup dan mulai belajar mengenal lingkungannya. sebenarnya orangtua yang bijak harus sudah membicarakan masalah seks ini dengan bijak kepada anak-anaknya.

Tulisan ini pengalaman saya dan istri yang dikaruniai dua anak laki-laki yang kritis dan suka bertanya hal-hal yang kadang saya rasa aneh dan menurut sebagian orang tak pantas ditanyakan anak-anak. Pertanyaan itu tak serta merta muncul begitu saja. Tapi mereka mendengar atau melihat dari tv dan buku atau media lain yang mereka bisa akses baik di rumah maupun di lingkungan bermain atau di sekolah mereka.

Pertanyaan yang muncul pun beragam, seperti pertanyaan tentang Tuhan, pertanyaan tentang ilmu dan teknologi, sampai pertanyaan tentang seks.

Untuk pertanyaan tentang Tuhan dan Ilmu pengetahuan, jawaban yang saya dan istri berikan sudah bisa memuaskan mereka karena banyak buku dan literatur yang bisa kami berikan dan tunjukan kepada mereka. Untuk masalah seks kami harus hati-hati membimbing mereka.

Untuk masalah seks ini kami selalu membimbing mereka tentang bahaya dan kejahatan seksual yang terjadi di lingkungan, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal kami. Sering kami menjelaskan tentang apa itu diperkosa, apa itu sodomi dan bagaimana menghindarinya dan menerangkan dengan bahasa yang sederhana kepada anak-anak kami. Kami selalu mengajarkan kepada mereka jangan bermain-main dengan alat kelamin dan anus. Hindari dan lari menjauh dan berteriak saat ada orang dewasa atau teman yang lebih besar yang berusaha membuka celana mereka. Kedengarannya lucu. Tapi itulah yang kami ajarkan kepada mereka.

Memang secara vulgar kami sering bicara tentang kejahatan dan pelecehan seks kepada mereka dengan bahasa yang sederhana, misalnya saat mereka bertanya, “ayah apa itu diperkosa dan apa itu sodomi?” Saya jawab saja, ” abang dan adek denger ya, diperkosa itu artinyan ada orang jahat yang mau menyakiti atau melukai alat kelamin dengan tangganya atau dengan alat kelaminnya. “ “Nah kalau sodomi itu untuk anak laki-laki yang diperkosa ada orang yang mau memasukkan alat kelaminnya ke anus kamu dan itu namanya sodomi.

Si adek bertanya lagi,”alat kelamin itu apa ayah”. Nah ini pasti pertanyaan beruntun yang bakalan muncul. maka saya jawab dengan bahasa kami dirumah untuk menyatakan “burung” sebagai kata ganti alat kelamin laki-laki dan “lubang depan” untuk alat kelamin wanita. Lalu saya sambung dengan nasehat agar lari dan menghindar dan berteriak jika ada orang jahat seperti yang saya ceritakan itu.

Saya juga mengajarkan kepada anak-anak saya untuk tidak mau diajak jalan-lajan oleh orang yang tidak dikenal atau menerima makanan atau uang dari siapa saja kecuali kami orang tuanya. Dengan demikian jika ada yang memberi sesuatu kepada mereka, mereka selalu menolak sampai kami menyuruh mereka untuk menerima jika pemberian itu di depan kami orang tuanya. Hal ini juga salah satu cara menghindari kejahatan terhadap anak-anak kita, karena penjahat kadang mengiming-imingi anak-anak dengan pemberian uang, mainan atau makanan atau mengajaknya jalan-jalan. Untuk yang mempunyai anak perempuan pasti lebih cerewet dan lebih banyak pertanyaannya. Sebagai orang tua kita harus sabar dan tetap melayani setiap pertanyaan mereka, walau kadang sulit.

Senjata pamungkas untuk menjawab pertanyaan mereka adalah dengan bercerita dengan cerita yang kita hubungkan dengan pertanyaan mereka dan kita menggunakan alat bantu boneka anak kita sebagai alat peraga untuk menjelaskan masalah seks. Kemudian di akhir penjelasan kita harus ditekankan bahwa ini akan tetap kamu tanyakan kepada ayah dan ibu sampai kamu dewasa dan jangan kamu tanyakan kepada orang lain atau teman.

Tegaskan kepada mereka agar bertanyalah dan curhatlah kepada ayah dan ibu tentang masalah seks. Dan kita harus tetap terbuka dan membimbing mereka sampai dewasa dan jangan bosan dan bersikap cerewet untuk menanyai anak-anak saat menjelang akil baligh. untuk pertanyaan kepada anak saya yang sudah SMP saya selalu bertanya apakah sudah mimpi basah apa belum. Untuk anak wanita harus kita tanya dan selalu dipersiapkan apakah sudah haid atau belum dan membekali pembalut agar jika sewaktu-waktu haid di sekolah atau dimanapun anak gadis kita tidak panik lagi. Saya selalu menjelaskan mimpi basah itu apa dengan bahasa yang gamblang dan Alhamdulillah si abang memahaminya dengan baik.

Abang kalau tidur mimpi dengan wanita atau anak gadis yang abang sukai lalu abang seperti ngompol, tapi bukan pipis yang keluar. Cairan yang keluar itu putih dan lengket seperti ingus. itu namanya sperma atau mani. Itulah bibit yang bisa membuat wanita hamil. Abang harus mandi wajib dan membaca niat seperti yang ayah ajari ya. Abang tidak boleh melakukan seperti yang dimimpi itu sampai abang menikah nanti.” Itulah penjelasaanku tentang mimpi basah yang mungkin bisa ditiru oleh teman kompasianer yang mungkin punya anak laki-laki yang beranjak dewasa. Dengan membekali dan menjelaskan secara bijak tentang seks ini kepada anak-anak kita sejak dini, maka anak-anak akan mengerti dan ingat dengan kata-kata kita saat ada orang yang berusaha merayu dan mengajaknya berbuat hal-hal yang tidak senonoh dan melakukan kejahatan seks kepada anak kita.

Semoga kita dan anak-anak kita terhindar dari segala bentuk kejahatan.

Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda