Selasa, 15 Oktober 2013

BAHAYA IBU TERLALU SERING MELAHIRKAN

Memiliki banyak anak kini kurang diminati para orangtua dengan alasan biaya hidup dan pendidikan yang semakin mahal. Di luar masalah finansial sebenarnya melahirkan terlalu sering beresiko buruk bagi kesehatan ibu dan bayi. "Makin sering hamil, makin buruk dampaknya bagi kesehatan karena meningkatkan risiko kematian ibu," kata Dr.Philip Darney, direktur Bixby Center for Global Reproductive Health, Universitas California, AS, seperti dikutip Foxnews. Menurut Darney, wanita yang melahirkan anak lima orang atau lebih memiliki risiko kehamilan bermasalah. Salah satu komplikasi yang mungkin dialami adalah perdarahan saat persalinan.

Di Indonesia sendiri, saat ini perdarahan masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat melahirkan. Rahim, organ tempat janin berkembang, terdiri dari jaringan otot. Kehamilan yang terlalu rapat akan mengendurkan otot-otot tersebut sehingga setelah persalinan rahim menjadi sulit berkontraksi untuk kembali ke ukurannya yang semula dan terjadilah perdarahan. Obat-obatan biasanya kurang berhasil mengatasinya. Menurut penjelasan dr.Prima Progestian, Sp.OG, selain risiko perdarahan ada beberapa risiko yang harus dihadapi wanita yang melahirkan terlalu sering.

1. Risiko placenta previa dan plasenta akreta meningkat. Placenta previa adalah kelainan letak plasenta yang seharusnya di atas rahim malah di bawah, sehingga menutupi jalan lahir.

2. Meningkatnya intervensi dalam persalinan seperti pemasangan infus atau induksi (rangsangan) agar tanda persalinan muncul. Induksi bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan atau memecahkan kantung ketuban.

3. Usia ibu yang terlalu tua juga menyebabkan risiko kecacatan janin, komplikasi pada ibu (preeklampsia atau diabetes gestasional).

4. Risiko bayi dilahirkan prematur akibat jaringan parut dari kehamilan sebelumnya bisa menyebabkan masalah pada plasenta bayi.

Menurut dr.Prima, meski sampai sekarang belum ada batasan pasti berapa banyak ibu boleh hamil dan dioperasi caesar, namun menurut riset diperoleh kurva bahwa melahirkan anak di atas tiga orang maka risiko komplikasi akan meningkat. "Untuk operasi caesar ada konsensus bahwa batasannya tidak lebih dari tiga kali," katanya.

Slogan “Banyak Anak Banyak Rejeki” saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh keluarga modern. Alasan utama tentu adalah semakin meningkatnya biaya hidup dan pendidikan. Namun apabila dikaji menurut ilmu kesehatan, para ilmuwan menyebutkan bahwa ternyata banyak anak juga bisa memperpendek usia khususnya pada wanita.

Sebuah penelitian yang dilakukan Para ilmuwan dari Universitas Gothenberg menggunakan teknik genetik modern untuk meneliti bagaimana proses penuaan pada spesies angsa bernacle yang memiliki umur paling panjang. Dan dari hasil peneliti didapatkan bahwa ada korelasi langsung antara organ reproduksi dengan usia harapan hidup angsa tersebut.

Kunci untuk memahami kaitan antara organ reproduksi dengan usia harapan hidup adalah telomere, tutup pelindung pada ujung kromosom yang terdapat di dalam organ reproduksi. Panjang pendeknya telomere ini diyakini akan menunjukkan panjang pendeknya usia wanita.

Angsa sebagai media penelitian yang digunakaan dalam penelitian bervariasi mulai dari angsa yang masih muda sampai yang sudah berusia 22 tahun. Setiap angsa diukur telomere-nya pada dua situasi dengan jarak pemeriksaan dua tahun.

dan Di akhir penelitian ditemukan bahwa angsa bernacle (Branta leucopsis) memiliki telomere yang lebih panjang dibandingkan dengan spesies unggas lainnya. Angsa bernacle memiliki jumlah anak lebih sedikit, sehingga mempunyai banyak waktu untuk menjaga fungsi tubuh agar tetap sehat. Korelasi yang jelas antara reproduksi dan usia pada hewan juga bisa dilihat dari gajah yang berumur panjang dengan keturunan yang sedikit. Sedangkan tikus mempunyai anak banyak namum mempunyai umur yang pendek.

Dari penelitian tersebut juga ditemukan bahwa adanya perbedaan antara perkembangan telomere dengan gender. Pria mampu mengembangkan telomere dalam periode yang lama, sedangkan wanita mempunyai siklus yang lebih cepat. Mempunyai banyak anak memang menyenangkan. Tapi, Anda tetap harus mewaspadai risikonya. Terlalu sering melahirkan bisa memberi dampak buruk bagi sang ibu. Risiko kematian menjadi lebih meningkat. Pasalnya, jika terlalu sering melahirkan kemungkinan terjadi perdarahan saat persalinan. Perdarahan terjadi akibat kegagalan berkontraksi rahim atau biasa disebut perdarahan pascapersalinan.

"Risiko kematian pada ibu yang sering melahirkan karena perdarahan pervaginam (lahir dengan persalinan normal). Jadi, dalam rahim banyak sekali pembuluh darah. Kalau dia gagal berkontraksi, gagal mengecil, tentunya akan terjadi bleeding (perdarahan). Banyak kematian saat melahirkan akibat perdarahan," jelas dr Ardiansjah Dara SpOG MKes dari MRCCC Siloam Hospitals saat ditemui okezone di kawasan MNC Plaza, Kebon Sirih, Jakara Pusat, belum lama ini.

Sumber : http://health.okezone.com http://health.kompas.com http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda