Minggu, 17 Juli 2011

OPERASI SILIKON PAYUDARA

BERMASALAHKAH SAAT MENYUSUI?


Untuk merealisasikan keinginan memiliki payudara besar dan indah, terkadang ada wanita yang menempuh cara operasi silicon. Hal itu boleh saja, sepanjang dilakukan oleh dokter ahli bedah plastic. Masalahnya, jika operasi silicon payudara terjadi pada seorang gadis, apakah tidak bermasalah saat menyusui nanti?

Memiliki payudara besar, kencang danpadat, merupakan dambaan stiap wanita. Hal ini bisa dimengerti sebab ukuran dan bentuk payudara sangat mempengaruhi penampilan. Sayangnya, tidak semua wanita memiliki payudara seperti itu.
Menghadapi kenyataan tersebut, ada sebagian diantaranya berupaya memperbesar payudara melalui operasi silicon. Menurut dr. Theddeus O.H. Prasetyono, ahli bedah plastic rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, seorang gadis yang merasa kurang percaya diri memiliki payudara kecil, bisa saja melakukan operasi pembesaran menggunakan silicon.

Menurutnya, operasi pembesaran peyudara dengan silicon tidak berbahaya sepanjang dilakukan oleh ahli yang berkompeten, yakni dokter ahli bedah plastic. Sebab dialah yang tahu dengan pasti prosedur tindakan dan material apa yang cocok bagi pasien. Kaarena itu, ia berpesan, agar pasien tidak melakukannya pada orang yang bukan ahlinya. Sebab sangat berbahaya, bisa memicu munculnya berbagai gangguan kesehatan.

SILIKON PADAT

Menurut dr. Theddeus, untuk keperluan pembesaran payudara, bentuk silicon yang digunakan bisa berupa kantong yang dapat diisi larutan garam fisiologis. Namun, jenis yang paling sering digunakan ialah silicon kohesif, karena bersifat padat seperti jenang dodol.
Dr. Theddeus mangakui, memang ada silicon cair yang penggunaannya disuntikkan langsung kepayudara. Tetapi cara ini sama sekali tidak dianjurkan, termasuk material kolagen. Alasannya, karena bentuknya cair maka ketika berada dalam payudara, cairan tidak bisa dikendalikan sesuai kebutuhan, bahkan bisa mengumpul ditempat yang lebih rendah. Bisa juga cairan langung merasuk ke suluruh struktur jaringan di dalam atau luar payudara. Kondisi itu menyulitkan upaya deteksi dini kanker payudara.

Lebih dari itu, cairan yang menyebar tadi bisa meyebabkan kerusakan struktur jaringan payudara, sehingga payudara menjadi keras. Bila cara menyuntikkan tidak benar, cairan bisa masuk ke struktru kulit. hal ini bisa menyebabkan kulit merah, meradang, bahkan sampai jebol. Kematian mendadak bisa juga terjadi bila cairan sampai masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya sumbatan.

ANGKA KEBERHASILAN TINGGI

Angka keberhasilan tindakan pembesaran payudara dengan silicon cukup tinggi bila dilakukan oleh ahlinya. kendati demikian, risiko kegagalan tentu ada. Hal ini bisa dimaklumi, sebab semua tindakan medis suatu ketika pasti ada gagalnya. Tetapi, risiko kegagalan biasanya telah diantisipasi, sehingga bisa diminimalkan.

Tindakan ada syarat khusus bagi gadis yang ingin melakukan tindakan pembesaran payudara dengan silicon. Yang penting secara fisik sehat, memiliki motivasi yang jelas, dan rasional dalam menginginkan perubahan bentuk payudara. “Misalnya saja, orangnya kecil, tetapi minta ukuran payudaranya dibesarkan. permintaan seperti itu biasanya tidak penuhi, sebab tidak rasional,” jelas dr. Theddeus.

Tidak ada pantangan khusus bagi pasien setelah operasipembesaran payudara. Pasien boleh langsung melakukan aktivitas apa saja. Hanya saja dua bulan sejak operasi, pasien sebaiknya tidak melakukan aktivitas yang membutuhkan gerakan loncat-loncat, sepertioalahraga. Pasca operasi sampai tiga minggu, atau lebih baik lagi bila sampai tiga bulan, pasien memakai BH khusus. Tujuannya, untuk membantu memberikan kedudukan payudara sebaik mungkin.
Pasca operasi sampai tiga bulan, pasien juga harus rajin melakukan pemijatan sendiri. Ia akan diajari bagaimana melakukan pemijatan, agar terjadi bentuk yang lentur. Perlu diketahui, adanya silicon dalam payudara , tubuh berupaya membantuk “kapsul palsu” terhadap silicon itu. Hal ini mengakibatkan bentuk payudara tidak bagus. Dengan pemijatan, upaya pembentukan “kapsul palsu” berhasil ditiadakan, sehingga payudara menjadi lentur.

DITERIMA BAIK OLEH TUBUH

Silicon yang difungsikan untuk pembesaran payudara sifatnya diterima baik oleh tubuh. Silicon tidak mengalami reaksi kimia. Juga tidak mengalami perubahan akibat perubahan proses fisik tubuh. Jika banyak orang memberikan pendapat silicon menyebabkan kanker payudara, sama sekali tidak benar. Pemasangan silicon pada payudara, sebetulnya sama saja dengan pemasangan katup jantung buatan.

Kekhawatiran akan terjadinya silicon pecah, juga tidak perlu dicemaskan. Sekalipun diremas sekuat tenaga atau mendapat benturan, silicon tidak akan pecah. Lebih-lebih jika yang digunakan sikon kohesif, tidak mungkin bisa pecah, sebab bentuknya padat. Kalaupun ada kejadian luar biasa, mislanya silicon kantong sampai pecah, juga tidak berbahaya. Karena cairan garam fisiologis yang bocor akan terserap oleh tubuh. Cairan tubuh manusia juga mengandung garam fisiologis.

Silicon juga tidak mempengaruhi sensitivitas payudara. Payudara tetap sensitive terhadap sentuhan sekalipun didalamnya ada silicon.
Dengan demikian juga saat menyusui. Karena silicon dipasang di belakang kelenjar susu, sehingga tidak mempengaruhi produksi ASI atau berpengaruh kurang baik pada bayi. Karena itu, wanita yang melakukan pemasangan silicon pada payudara bebas menyusui.
Bila wanita yang sedang menyusui tatap ada kekhawatiran, boleh saja silicon dilepas dulu. Nanti pada saatnya bisa dipasang kembali.

Mengingat aman bagi tubuh, pemakaian silicon boleh seumur hidup. Hanya, sesudah melewati 10 tahun, tubuh manusia biasanya mengalami perubahan proses penuaan. Hal itu membuat bentuk payudara juga ikut berubah. Karenanya, 10 tahun pemakaian, sebaiknya diperbaiki kembali.

SILIKON AMAN BAGI IBU MENYUSUI

Implant payudara menggunakan silicon pun terbukti aman bagi wanita yan gkelak menyusui bayinya. Seperti diutarakan dokter spesialis anak dari RS Mitra Kemayoran, dr. Endah Ditaresmi, SpA. Menurutnya, sepanjang operasi tidak merubah kelenjar dan saluran susu pada payudara, maka ibu dianjurkan untuk tetap menyusui bayinya. “Tetap disarankan agar ibu dengan implant silicon tetap menyusui bayinya. Sebab, menyusui lebih banyak dan tinggi manfaatnya baik pada ibu maupun bayinya,” ujarnya.

Mengenai risiko kebocoran silicon yang berdampak pada aktivitas menyusui, menurut dr. endah sangat jarang terjadi. Apalagi jika pemasangan silicon dilakukan dengan benar dan dari jenis yang aman. Sebaliknya kalaupun kebocoran terjadi, kecil kemungkinan zat ini masuk sel-sel kelenjar susu dan ASI.” Sebab, selain memiliki berat molekul yang besar sehingga sulit menembus posri-pori, silicon juga sulit larut dalam air. Kalaupun ASI tercemar silicon, dapat dipastikan tidak akan terserap oleh saluran cerna bayi,”jelasnya.

Dr. Endah menyebutkan hasil sebuah penelitian yang merujuk keamanan pemakaian silicon padapayudara. Dari perbandingan yang ada diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang cukup signifikan antara ASI yang dihasilkan dari ibu yang melakukan operasi silicon dan yang tidak. “Bahkan ditemui kadar silicon pada susu formula jauh lebih tinggi dari ASI yang dihasikan dari ibu dengan payudara Implan,“ katanya.

Dokter spesialis ini juga meyakini sebenarnya zat silicon dan turunannya relative aman bagi tubuh. Terbukti dengan banyaknya produk obat dan kosmetika berbahan dasar zat di sekitar kita. Khusus bagiibu menyusui, dr. Endah mengingatkan masalah baru akan terjadi jika silicon yang digunakan terlalu besar. “Jika silicon ukurannya cukup besar maka akan menekan kelenjar dan saluran ASI. Akibatnya, bisa menhambat pengeluaran dan produksi ASI,” serunya.

Jika aktivitas menyusui terhambat akibat tekanan dari silicon, sebainya ibu lebih sering menyusui bayinya atau memompa payudaranya. “ASI tetap harus terus dikeluarkan meski jumlahnya berkurang. Sebab saat menyusui, ikatan psikologis terjalin erat antara ibu dan bayinya,” jelas dr. Endah. Ia menganggap pelepasan implant bukan solusi bagi wanita agar dapat menyusui. “Karena riskonya sama besar. kalau dilepas lebih baik, tapi kalaupun tidak sebenarnya ibu tetap bisa menyusui.

Namun untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, ia mengingatkan para wanita yang kelak menyusui agar mempertimbangkan masak-masak sebelum melakukan operasi pemasangan implant.

PROSEDUR OPERASI SILIKON PAYUDARA

Tindakan pembesaran payudara dengan silicon tidak terlalu rumit. Operasi dilakukan melalui akses tertentu. Sayatan untuk memasukkan silicon bisa melalui lipatan dibawah payudara, pinggiran areola (lingkaran hitan di pinggir putting), dan ketiak. Kemudian dilakukan pembebasan jaringan untuk membuat jalan sampai mencapai ke belakang kelenjar payudara atau diatas otot dada. Disitu dibuat ruangan sebagai tempat penampungan silicon. Silicon kemudian dimasukkan dan ditempatkan di balik kelenjar payudara atau diatas otot dada
Silicon yang dimasukkan tergantung pilihan pasien. Apakah memilih silicon kohesif atau kantong silicon. Bila memilih silicon kohesif, setelah silicon dimasukkan, langsung dijahit.

Akan tetapi bila memilih kantong silicon, ada dua jenis pilihan. Pilih kantong yang telah diisi garam fisiologis dari luata atau kantong silicon kosong yang baru diisi garam fisiologis melalu selang setelah kantong berhasil dimasukkan dalam payudara. Namun, dari dua jenis pilihankantong silicon itu, pasien biasanya memilih yang telah berisi garam fisiologis dari luar.
Jumlah silicon yang dimasukkan ke dalam payudara tidak ada batasan. Hal itu tergantung ukuran yang diharapkan. Bila ukuran yang diminta besar, tentu jumlah silicon juga banyak. Hanya, sebaiknya pasien tidak menginginkan besar yang berlebihan, sebab justru akan mengganggu keindahan. Pasien sebaiknya minta ukuran payudara yang layak sesuai proporsi tubuhnya.

Rangkaian tindakan itu perlu waktu sekitar 1.5 jam. Setelah selelsai, pasien diperbolehkan langsung pulang.

FAKTA TENTANG OPERASI SILIKON PAYUDARA

  • Lakukan hanya pada dokter ahli bedah plastic
  • Jangan memilih suntik silicon cair
  • Jangan menginginkan ukuran terlalu besar
  • Pasca operasi sampai tiga bulan gunakan BH khusus
  • Tidak melakukan loncat-loncat sampai 3 bulan setelah operasi
  • Jangan takut menyusui jika memiliki bayi
  • Bentuk payudara perlu diperbaik kembali setelah 10 tahun.

MENGAPA IBU DENGAN IMPLAN SILIKON AMAN MENYUSUI
  • Asal tidak merusak kelenjar dan saluran susu ibu tetap bisa menyusui
  • Kebocoran silicon tidak akan terjadi jika operasi dilakukan dengan benar dan oleh dokter bersertifikat
  • Silicon kecil kemungkinan masuk ke kelenjar dan saluran susu
  • Molekul silicon yang besar sulit menembus pori-pori kelenjar susu
  • Kalaupun ASI tercemar dapat dipastikan tidak akan terserap olehpencernaan bayi.

sumber: Kartini

2 comments:

alat bantu sex wanita mengatakan...

terimaksih atas info yang anda berikan sangat bermanfaat,

Bunda Fanny mengatakan...

saya sudah menyuntikan silikon cair ke payudara saya. pertanyaannya :
1. apakah asi saya beracun dan tidak aman untuk bayi saya?
2. apakah saya masih tetap bisa menyusui atau tidak?
3. apa asi saya sudah terkontaminasi oleh silikon cair ?

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda