Selasa, 12 Juli 2011

MENGHAYATI KEHAMILAN





Kehamilan terlalu berharga dilewatkan begitu saja, maka perlu dihayati dengan penuh kesadaran.

Kehamilan itu unik. Tidak sama antara yang satu dengan yang lain, baik itu sukanya maupun dukanya. Maka sebagai sebuah peristiwa luar biasa, kehamilan terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja. Kenapa tidak ada coba menghayati setiap detil dari saat-saat yang berharga ini demi kepentingan diri sendiri maupun si buah hati.

Menurut Reza Gunawan, praktisi penyembuhan holistic, menghayati kehamilan atau conscious pregnancy, adalah cara seorang calon ibu menjalani kehamilannya dengan cara ‘tahu dan sadar’ secara lebih mendalam. Sehingga seorang calon ibu mulai memperhatikan keseimbangan dan keselarasan berbagai aspek dalam kehidupan berbagai perubahan yang dirasakannya.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dihayati dengan cara ‘tahu’ dan ‘sadar’ menurut Reza, antara lain :

ASPEK FISIK

Menghayati aspek fisik merupakan suatu upaya calon ibu mencoba untuk ‘tahu’ dan ‘sadar’ secara lebih mendalam kebutuhan tubuhnya saat ini. Kapan ia perlu nutrisi dan nutrisi yang seperti apa, kapan perlu berolah raga, kapan perlu beristirahat dan sebagainya. Juga penghayatan terhadap setiap detil perubahan fisik yang terjadinya, perkembangan janin yang dirasakan lewat gerakan-gerakannya, rasa sakit, ketidaknyamanan dan berbagai hal lainnya.

Guna membantu penghayatan ini, cari informasi sebanyak-banyaknya lewat ahli, buku, maupun teman yang berpengalaman. Namun ada kalanya banjir informasi justru membuat anda bingung. Jika itu terjadi, maka sudah saatnya anda mengandalkan intuisi. Penghayatan anda pada kehamilan ternyata dapat mengasah intuisi anda sebagai seorang calon ibu. Selain itu, proses kehamilan adalah suatu proses yang alamiah. Jadi, biarkan saja tubuh berproses secara alami dengan bimbingan alam serta menyerahkan semuanya pada yang Maha Kuasa.

ASPEK PIKIRAN DAN PERASAAN

Kehamilan terkadang menimbulkan rasa cemas, takut serta berbagai pikiran negative lainnya. Semua ini wajar dan perlu diterima apa adanya. Oleh karena itu coba pahami berbagak pikiran dan perasaan yang datang. Sebab semakin kita berusaha mengubah, mengatur, mengupayakan, mengganti atau menghilangkan pikiran dan perasaan tersebut, maka pikiran dan perasaan tersebut akan semakim ‘awet’ bertahan dalam benak kita.

ASPEK JIWA (consciousness)

Ketika seorang ibu hamil, ia sedang ‘memproduksi’ suatu jiwa baru. Namun sebelum dapat membesarkan ‘sang jiwa baru’ yang akan dilahirkannya, maka sebaiknya ibu ‘berevolusi’ dengan menyempurnakan jiwanya sendiri secara seimbang dan selaras. Misalnya dengan membereskan berbagai trauma dan luka batin yang sebelumnya dialami, sehingga nantinya tidak berpengaruh negative terhadap perkembangan jiwa si kecil.

Dengan menghayati adanya perkembangan dalam jiwanya pada saat hamil, maka diharapkan sang ibu juga dapat berespom dengan baik terhadap semua perubahan yang terjadi dalam kesehariannya. Misalnya perubahan hubungan dengan suami, dengan orang tua dan mertua, juga dengan rekan sekerja dan sebagainya.

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US JA AR-SA MicrosoftInternetExplorer4

BERLATIH DAN BERLATIH!

Menurut Reza Gunawan, dalam self healing terdapat empat dimensi yang dapat mengasah seorang calon ibu dalam meningkatkan kesadaran atau penghayatan terhadap kehamilannya, yaitu olah napas, olah gerak, sentuhan dan keheningan. Bentuknya bisa apa saja, apakah itu meditasi, berenang, relaksasi, baca puisi dan sebagainya. Namun Reza mencontohkan beberapa hal sederhana dan mudah dilakukan bagi ibu hamil, yaitu :

  • Letakkan telapak kanan diatas kepala dan telapak kiri di dada. Tutup mata dan usahakan melakukannya dengan relaks sambil duduk atau tiduran. Hal ini akan menyeimbangkan antara kesibukan pikiran dan hati.
  • Sering-sering melakukan nature walk, atau berjalan-jalan di alam. Sadari setiap langkah dan nikmati pemandangan alam sekitar.
  • Minum air putih sesering mungkin dengan penuh penghayatan, karena air putih adalah symbol dari alam yang paling murni.
  • Membuat jurnal harian dengan menuangkan penghayatan secara fisik perasaan maupun pikiran.




AYAH, TAK DAPAT DISEPELEKAN

Umumnya para suami lebih berkonsentrasi pada goal, sukses dan kapasitasnya dalam mensuport keluarga secara fisik. Namun ternyata menurut Reza Gunawan, peran ayah untuk ikut menjaga keselaran perasaan dan jiwa di dalam tubuh sang istri sangatlah besar. Reza mengutip kata-kata Bruce Lipton, seorang ilmuwan ahli biologi sel, yang berpendapat bahwa setiap sel memiliki dua modus, yaitu tumbuh atau bertahan. Sel tersebut hanya dapat tumbuh kalau mendapatkan lingkungan yang berbasiskan cinta. Jika si sel atau si calon janin merasa dicintai oleh lingkungannya, terutama ayah dan ibunya, maka ia akan tumbuh dengan maksimal. Namun jika tidak maka ia hanya akan mencoba bertahan hidup.

Selain memberikan perhatian dan kasih sayang pada istri saat hamil, calon ayah dapat membantu sang istri merasa nyaman menjalani kehamilannya. Caranya, dengan memijat ringan atau mengelus sang istri (tanpa ada niat seksual, hanya dengan niat menyayangi), dari ujung kepala hingga kaki. Upaya ini yang dapat meningkatkan rasa bahagia dan relaks si ibu.

BENANG MERAH TAK TERPUTUS

Conscious pregnancy adalah bagian dari rangkaian yang tidak terputus. Dimulai dari kesadaran bahwa hidup adalah suatu perjalanan mencapai suatu penyempurnaan batin dengan keinginan untuk terus-menerus memperbaiki diri. Maka pasangan suami-istri diharapkan saling menyadari perjalan hidup masing-masing setelah menikah. Lalu bersama-sama meneguhkan hati mengenai mengapa mereka berdua memutuskan ingin memiliki anak, anak seperti apa yang ingin mdibesarkan dan harapkan, serta memikirkan secara mendalam fungsi anak dalam kehidupan mereka sebagai keluarga maupun fungsinya di dunia ini.

Setelah itu barulah masuk dalam fase produksi yang juga seharusnya dilakukan dengan penuh kesadaran. Misalnya dalam agama Islam, suami-istri yang mau bersetubuh harus berdoa terlebih dahulu, agar dari hubungan ini menghasilkan anak yang bertubuh sehat atau anak yang bermanfaat. Setelah terjadi kehamilan, mulailah suami-istri masuk fase conscious pregnancy.

Pada tahap akhir kehamilan, saat itu pula calon ibu mulai mempersiapkan diri untuk masuk ke fase conscious birth. Yaitu melakukan penghayatan terhadap proses kelahiran secara sadar. Salah satu cara untuk lebih dapat melakukan penghayatan terhadap proses kelahiran adalah dengan melakukan gentle birth, di antaranya dengan melahirkan di dalam air. Cara yang terakhir ini terbukti dapat mengurangi rasa sakit, sehingga calon ibu dapat menjalani proses menghadirkan seorang jiwa kedunia ini dengan penuh penghayatan dan menyadari bahwa proses melahirkan adalah proses yang alamiah dan suci.

Seusai melahirkan masuklah orang tua muda ini ke tahapan conscious parenting. Di sini sebaiknya anda berdua menyadari bahwa pertumbuhan jiwa si kecil sangat tergantung pada pertumbuhan jiwa orangtuanya. Sehingga diharapkan orang tua harus semakin mengasah kesadarannya dalam berperilaku jika tidak ingin hal ini berpengaruh buruk pada perkembangan jiwa si anak.

Sumber : ayahbunda

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda