Kamis, 17 Juni 2010

GOUT


SOTO JEROAN PEMICU GOUT

Artrutus gout memang tidak mengancam jiwa. Tapi kalau penyakit akibat tingginya kadar asam urat dalam darah ini sempat menyerang, penderita bisa mengalami cacat persendian tangan dan kaki. Supaya tidak teridap, soto jeroan dan kawan-kawannya perlu dihindari.

Tengah malam Iwan tiba-tiba terbangun. Gara-garanya sendi di ibu jari kaki kanannya terasa nyeri dan kaku. Kulit diatas sendi itu tampak membengkak kemerahan. Baru pertama kali pemuda berusia 20 tahunan ini merasakan pengalaman seperti itu pada dirinya.

Dari hasil pemeriksaan darah ternyata diketahui, kadar asam urat dalam darahnya meningkat menjadi 9 mg%. Normalnya, kadar asam urat kurang dari 7 mg%. Usut punya usut biang keladinya ternyata dedoyanan Iwan pada makanan yang mengandung purin kadar tinggi, seperti soto jeroan sapi, sate kambing, paru goring, dll. Jenis makanan sperti itu memang mudah meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Ujung-ujungnya, Iwan pun menderita gangguan tadi, yang dalam ilmu kedokteran disebut arthritis gout.

Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir mucleic acid atau metabolisme zat purin (salah satu unsure protein) dalam sel tubuh. Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darh untuk dikeluarkan bersama air seni. Ginjal yang sehat akan atur kadar asam urat dlam darah agar selalu dalam darah agar selalu dalam kadar normal. Namun, asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan trolah seluruhnya oleh tubuh. Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan.

Asam urat, dalam jumlah terbatas, juga diproduksi dari makanan yang dicerna. Asam ini lewat usus besar akan dihancurkan bakteri menjadi zat kimia yang dikeluarkan bersama faeses.

Produksi asam urat yang berlebihan (hyperuricaemia) berisiko tinggi terhadap beberapa gangguan sperti penyakit arthritis gout, batu ginjal, serta tekanan darah tinggi. Gangguan arthritis gout merupakan salah satu jenis rematik, ada lebih dari 150 jenis arthritis. Kelainan metabolic ini kebanyakan menyerang sendi-sendi perifer atau tunggal.

Gejala nyeri dan kaku bersifat akut pertama-tama menyerang sendi-sendi kecil lain pada tangan. Siksaan nyeri dan pembengkakan tersebut sering kali berjalan. Malah ada kalanya peradangan desertai demam dan didaerah sendi yang bengkak terasa panas. Penderitaan bisa berlangsung 24-36 jam. Bahkan, bisa lebih lama lagi, tergantung parah tidaknya peradangan.

Namun, serangan akut arthritis gout tidak selalu harus dalam keadaan asam urat tinggi. Fluktuasi kadar asam urat yang cenderung turun naik, juga bisa mengakibatkan serangan akut. Misalnya, seseorang dengan kadar asam urat normal bisa terkena serangan akut beberapa jam setelah makan semangkuk soto jeroan sapi. Soalnya, soto ini menyebabkan kadar asam urat naik secara mendadak. Sebaliknya, seseorang dengan kadar asam urat tinggi bisa mendapat serangan akut kalau melakukan diet terlalu ketat atau minum obat penurun asam urat (allopurino) dosis tinggi. Diet ketat atau konsusi obat tesebut menyebabkan kadar asam urat turun drastic (dibawah 5 mg%).

Paling tepat, kadar asam urat tidak diturunkan secara drastic, tapo secara perlahan-lahan,” kata dr. Caecilia R. Padang, Ph.D., FACR, konsultan rematologi danri Pusat Rematik Indonesia, Jakarta. Setelah serangan pertama saran Caecilia, sebaiknya kadar asam urat terus dipantau. Kalau sampai mendapat serangan kedua, serangan akut berikutnya bakal semakin sering muncul, bahkan berkepanjangan, dan kronis.

Selain dari makanan, alcohol (termasuk tape dan tuak) serta obat-obatan tertentu seperti yang bersifat diuretic penurunan tekanan darah tinggi (menaikkan produksi air seni dan mineral), atau dosis kecil aspirin dalam jangka panjang untuk mencegah serangn kantung, pun bisa melambungkan kadar asam urat . “Memang kdua macam obat tersebut sering menjadi pemicu pada pasien berpotensi gout. Namun, hal ini jarang terjadi pada individu yang tidak mempunyai gakat gout ” jelas Caecilia, yang meraih gelar doktornya di Australia.

Jangan ditunda

Caecilia menambahkan bila kadar asam urat dalam darah terlalu lama dibiarkan di atas 7 mg%, kristal monosodium urat (MSU) akan menumpuk dalam sendi-sendi akan jaringan. Kumpulan kristal ini lama-kelamaan membentuk gumpalan dibawah kulit, yang kemudian membentuk tophi. Bila endapan kristal MSU terjadi dalam ginjal, bisa mengakibatkan terjadinya batu ginjal, bahkan bisa mrusak jaringan ginjal, yang dikhawatirkan akan mengakibatkan gagal ginjal.

Untuk mengurangi risiko terkena gangguan ginjal selain kadar asam urat terus dipantai dan diobati, disarankan agar penderita minum sebanyak air putih (1-21 sehari atau 3-41 di musim panas). Warna serba bening tidaknya urine dapat untuk menilai cukup tidaknya konsumsi air. Khususnya ketika bangun pagi, warna urine pertama biasanya lebih tua dan kurang bening. Setelah itu warna urine seharusnya bening.

Tophi memiliki ukuran berlainan. Yang kecil atau microtophi hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Yang besar mudah terlihat dan dirasakan. Tophi yang semakin besar akan menyebabkan kecacatan: sendi kaki atau tangan menonjol dan menjadi kaku.
Agar tidak menjadi tophi, saran Caecilia, penderita gout hendaknya terus memantau penyakitnya. Pertama-tama untuk menhilangkan radang, diberikan obat anti radang (NSAID = non-steroidal anti-inflammatory drugs) atau colchine yang sudah dikenal lebih dari 1500 tahun dapat mengobati peradangan. Obat ini menunjukkanhasilnya dalam dua hari. Selanjutnya diberikan obat penurun asam urat allopurinol serta probenesid selama 6 bulan sampai 2 tahun dalam dosis terbatas. Tophi berat membutuhkan pengobatan selam lima tahun atau lebih. Ada kalanya penderita di sarankan minum obat penurun asam urat darah seumur hidup kalau serangan gout akut terjadi lebih dari lima kali setahun. Atau, penderita sudah menderita tophi atau menderita batu ginjal.

Caecilian mengingatkan agar penderita arthritis gout tidak sekali-kali berusaha mengobati diri sendiri dengan membeli obat bebas tanpa resep dokter. “Banyak kasus berakibat fatal gara-gara terlalu sering minum obat penghilang sakit atau penghilang radang,” tuturnya.

Dengan allopurinol, pasien memang tidak bisa sembuh dalam sekali pengobatan. Sering kali masih disertai dengan beberapa kali serangan akut. Soalnya, setelah kristal urat pada sendi tersedot habis, masih diteruskan pengurasan kristal urat yang menumpuk pada jaringan. Hal ini bisa menimbulkan radang sendi kembali akibat keluarnya benda asing tersebut. “Sering kali penderita berhenti minum allopurinol bila serangan tetap timbul setelah minum beberapa kali. Mereka mengira obat itu tidak ada khasiatnya, “ tambah dr. Caecilia. “sebab itu kini obat tersebut dikombinasikan dengan obat pencegah serangan sampai kadar asam urat stabil."
Obat-obatan kortikosterioid seperti prednisone atau prednisdolone juga sering digunakan untuk mengobati arthritis gout. Namun, obat ini tidak dianjurkan utnuk pengobatan jangka panjang.

Lebih banyak pria

Di Indonesia, penyakit astritis gout pertama kali deteliti oleh seorang dokter Belanda dr. Van den Horst, pada 1935. Saat itu ia menemukan 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di jawa. Hasil mpenenlitian tahun 1988 oleh dr. John Darmawan di Bandungan, Jawa Tengah, menunjukkan, diantara 4,683 orang berusia 15-45 tahun yang diteliti, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita diantra mereka sudah sampai pada tahap gout).

Awal tahun 90 an, Prof. Dr. E. Tehupedori pernah meneliti kemungkinan adanya perbedaan kadar asam urat pada etnik tertentu, di Ujung pandang. Ternyata tidak! Namun ditemukan, 50% penderita di kota itu datang berobat setelah 6,5 tahun menderita gout, saat keadaannya sudah lebih parah ( menderita gout tophi kronik).
Caecilian sendiri pernah meneliti daerah kelahirannya Sulawesi Utara, dimana faktor risiko arthritis gout cukup tinggi, khususnya di pedesaan. Begitu “akrabnya” masyarakat di sana dengan penyakit ini sehingga arthritis gout dianggap penyakit turun-temurun. “Akibatnya, mereka kurang menhiraukan gejala dini dan rata-rata baru datang berobat setelah mengalami kecacatan akibat gout tophi kronik,” katanya. Pada faktor resiko utamnya, menurut dokter ahli penyakit rematik ini, kemungkinan besar dari pola makan mereka sehari-hari secara turun-temurun.

Terungkap pula di Indonesia arthritis gout diderita lebih awal dibandingkan dengan Negara Barat. Di Indonesia 32% serangan gout terjadi pada pria usia dibawah 34 tahun. Sementara diluar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria di atas usia tersebut.

Pada mereka yang setiap hari menenggak alcohol tradisional (tuak atau tape), menurut Caecilia, faktor risiko gout menjadi 50%. Pada mereka yang minum alcohol lebih dari seminggu sekali faktor risikonya 40%. Demikian pula mereka yang kebiasaan sehari-hari makan makanan laut (udang, kepiting, tiram, remis), jeroan, kaldu kental (soto), kelelawar dan kambing.

Keluarga yang mempunyai riwayat positif penyakit gout, menurut Caecilia, 60% anggota keluarganya terkena serangan gout, dan hampir 47,4% diantaranya kaum pria. Pria gemuk punya kecenderungan lebih tinggi ketimbang yang kurus. Sebaliknya, gout lebih sedikit dederita pada anak-anak atau wanita dibawah usia monopouse.

Gout sering kali disertai penyakit tekanan darah tinggi (22%) dan batu ginjal (13%). Adakalanya, gout juga menjadi pemicu penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus atau kencing manis. Sekitar 86 % gangguan ginjal ditemukan pada penderita arthritis gout di Minahasa. Namun belum jelas apakah gangguan ginjak menyebabkan kadar asam urat meninggi atau sebaliknya. Perlu pula diteliti apakah tekanan darah tinggi yang sulit turun juga ada hubungannya dengan faktor gangguan ginjal. Jadi, faktor risiko pemunculan arthritis gaout bisa karena sejarah keluarga, pola makan, kegemukan, serta gangguan ginjal.

Sudah saatnya pendidikan tentang pencegahan serta perawatan arthritis gaout disebarluaskan sampai ke pelosok pedesaan. “Tenaga para medis puskesmas dapat ikut memberikan penjelasan tentang penyakit ini serta tindak lanjutnya, baik dari pola makan maupun perawatannya, “ ujar Caecilia. “Informasi dengan menggunakan booklet tampaknya belum tertangkap dan obat penurun asam urat pun belum disebarkan sampai ke puskesmas.”

Kalau dulu penyakit arthritis dikatakan hanya diderita kaum pria golongan menengah ke atas, penelitian terakhir menunjukkan, penyakit ini tidak mengenal kelas.
Sekali terjerat penyakit ini, seseorang harus memperhatikannya seumur hidup. Dengan mempelajari riwayat penyakit keluarga mengatur pola makan, rajin control serta mengobati secara teraturm arthritis gout akan mengalami masa remis. Artinya, bila asam urat tetap dipertahankanpada kadar normal, serangan gout diharapkan tidak akan berulang kembali.

Mau sembuh lakukan diet

Untuk pencegahan atau penyembuhan arthritis gout, dr. Caecilia Padang menyarankan agar penderita memperhatikan makanan sehari-hari sepanjang hidupnya. Berikut ini makanan tinggi purin harus dikurangi atau dihindari penderita gout.

Bila kadar asam urat diatas 7 mg% makanan yang dihindari adalah :

  • Alcohol (bir, wiki, anggur, tape, tuak)

  • Remis, udang, tiran, kepiting

  • Makanan kaleng : corned beef, sarden dll

  • Jeroan : hati, ginjal, jantung, otak, paru-paru, limpa, usus

  • Ekstrak daging : kaldu kental

  • Beberapa buah-buahan : durian, apokat, dan air kelapa

Makanan yang dibatasi :

  • Ikan

  • Daging : kambing, sapi, ayam

  • Kacang : belinjo, emping, oncom, tempe

  • Beberapa jenis sayuran : brokoli, bayam, kangkung, kol, tauge

Sumber : INTISARI (kumpulan artikel kesehatan)

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda