Jumat, 05 Maret 2010

MENGUKUR KESIAPAN SEKOLAH SI KECIL

Bukan sekadar mandiri dan bisa ditinggal tapi ada tanda lain yang perlu dicermati, agar si kecil bisa menikmati sekolah barunya.

Tahun ajaran mulai menjelang. Beberapa sekolah malah sudah membuka pendaftaran siswa baru jauh-jauh hari. Sebagi orangtua, anda tentu sedah mulai mengintip sekolah yang pas untuk buah hati anda. Tapi sekolah yang lpas untuk buah hati anda. Tapi apakah ada pernah mempertimbangkan kesiapan menjalani hari-hari sekolah?
Ah buat apa, anak saya sudah mandiri sejak kecil kok,” mungkin itu jawaban anda saat ditanya tentang kesiapan anak masuk TK atau SD. Padahal modalnya bukan sekadar mandiri dan siap tinggal di kelas, lho. Ada perhatian agar si kecil nyaman di lingkungan barunya. Kita saja yang dewasa kalau masuk lingkungan baru tanpa persiapan akan canggung juga khan?
Walau saat ini sudah banyak orang tua yang menyekolahkan anak sejak usia 9 bulan, masuk TK tetap saja membutuhkan persiapan. Menurut psikolog dari Cikal sehat-sehat, Alzena Masykouri,M Psi, ada beberapa hal yang harus disiapkan sebelum anak masuk sekolah.

Persiapan fisik

Kemampuan motorik anak berkmbang sesuai dengan usia. Walau demikian stimulasi-stimulasi sangat penting untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Jadi jangan sampai anak misalnya, kakuatan kakinya bagus tetapi keseingangannya kurang sehingga gampang jatuh. Atau, baru main sebentar langsung calpek.
Kesiapan anak dalam motorik kasar menjadi tanda utama. Pada motorik kasar misalnya anak sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik turun tangga, melempar bola, bahkan melakukan dua gerakan sekaligus semisal melompat sambil melempar bola.
Aktivitas belajar di TK memang banyak mengadalkan motorik kasar. Karenanya, pengamatan para guru biasanya berkaitan dengan hal ini. Di TK juga akan dikembangkan aspek fisik yang lain seperti keseimbangan, kelenturan daya tahan tubuh dll.
Sedangkan motorik halus dn sejalan dengan pembelajaran yang diberikan di TK. Anak akan belajar menggunting, melipat, memasukkan bola, mmilih biji-bijian. Nah itu semua pasti akan jalan bila ditunjang oleh fisik yang bagus.

Persiapan emosi

Kemandirian termasuk salah satu tanda dari kesiapan emosional. Anda harus memperhatikan apakah anak anda sudah bisa ditinggal sendirian, tidak tergantung pada orang lain dan bisa duduk cukup lama di dalam kelas. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam waktu tertentu juga harus diperhatikan. Belum lagi sikap anak saat bergaul dengan teman-temannya, apakah anak pemarah, suka memukul jika keinginannya tidak terpenuhi.
Kesiapan emosional lain ditunjukkan dengan kesiapan anak menerima situasi baru. Tentu wajar saja bila pada hari-hari pertama anak menangis menhadapi situasi yang berbeda dari rumah. Akan tetapi, anak yang lebih siap, beberapa hari kemudian sudah mampu berbaur dengan teman-temannya dan siap menerima bimbingan seta pelajaran. Dia sudah tidak lari-lari lagi di kelals ketika diminta duduk oleh gurunya.
Anak juga harus mau mendengarkan orang lain. Kemapuan ini sangat penting dapam bersosialisasi. Jadi, anak juga harus diajarkan, bagaimana menjadi pendengar sebelum masuk TK.

Persiapan kognitif

Kemampuan anak mengungkapkan keinginan dengan jelas walau belum =runtut menjadi tanda kesiapan ini. Anak juga harus mempu memahami instruksi. Harus diingat bahwa kemampuan setiap anak berbeda satu dengan lainnya. “jadi jangan terlalu tinggi berharap pada anak,” ingat Alzena yang akrab disapa Nana ini.

Harapan ibu yang terlalu tinggi akan membuat anak menjadi tertekan dan merasa tidak enjoy belajar. Harus diingat bahwa anak tidak diharuskan bisa membaca di usia-usia TK. Jadi walau ada beberapa anak yang memiliki kemampuan lebih sehingga mudah mengenal huruf dan membaca.
Jangan pula berharap di TK itu anak akan belajar baca tulis dan matematika seperti di lSD. Yang dilakukan di TK adalah mgajari anak mengenal dasar-dasar membaca, berhitung, mengenal dasar-dasr membaca, berhitung, dan itu pun dilakuikan lewat bermain. Contoh, mengenali bentuk huruf, warna dan bentuk angka.

Persiapan social

Awal sekolah lingkungan baru bagi anak, karenanya kesiapan social menjadi hal penting agar ia nyaman berada di tempat baru. Di TK, anak berkumpul bersama teman-teman yang baru saja dikenalnya. Dia akan berusaha menyesuaikan diri dalam llingkungan sekolah yang baru. Ia pun akan kmengenal aturan-aturan baru hidup bersama dan menyimak “pelajaran” dari guru-guru sambil belajar bersama teman-temannya.
Nah, kesiapan social terliahat dari kemampuan anak untuk tidak takut menghadapi orang asing, berani memasuki lingkungan baru dan tak ragu diajak berkomunikasi.
Karenanya belum masuk sekolah, ada baiknya orang tua memberikan pengertian tentang dunia lyang akan dimasuknya.
Kesiapan ini juga akan mengurangi kemnungklinananak merasa tertekan di dunia barunya dan akhirnya trauma. Jika anda melihat, semua kesiapan ini sudah ada dalam diri anak, kini saatnyua ia masuk ke dunia baru, dunia pendidikan formal.

Tips agar anak lebih siap masuk sekolah

Indormasi pada anak bahwa banyak hal menyenangkan dari dunia barunya. Hal ini bisa anda lakukan dengan car bermain peran atau mengajaknya berkunjung ke sekolahnya kelak. Biarkan ia bermain disana dan mngukur sendiri minatnya akan sekolah tersebut.

Jangan lupa untuk menjelaskan juga bahwa disana ia tidak bisa sperti di rumah. Ia harus bisa berbagi dengan teman-temannya, antri dalam lpermainan dan mendengarkan keterangan guru.

Jelaskan pula kenapa ia harus masuk TK apa tujuannya, dan apa saja yang akan didapat di TK. “dengan sekolah di TK, kakak akan banyak teman dan belajar banyak. Kan, kakak katanya mau jadi anak pintar,” misalnya

Agar anak bisa memahami secara konkret bagaimana nantinya kala duduk di TK, lakukan dengan cara bermain peran. Missal, ibu jadi ibu guru dan anak jadi muridnya atau sebaliknya. Ini juga akan menyiapkan dirinya bahwa selama beberapa jam sehari ia akan berada dalam lingkungan kelas dan berpisah dari pengasuh atau ibunya.

Perlu diingat bahwa sebaiknya anda sudah mulai memberikan gambaran ini jauh-jauh hari. Sebaiknya tidak tiga bulan sebelum anak masuk TK sehingga mental anak menjadi siap.

Jika tidak siap juga

Lalu bagaimana jika sudah cukup umur tapi anak tak siap juga? Misalnya, sudah umur 5 tahun tapi masih enggan bersosialisasi alias masih takut ketemu orang. Jika hal ini terjadi, terang nana, orang tua harus introspeksi diri. “Jangan buru-buru memvonis bahwa anak lpenakut dsb. Kecemasan itu lumrah, hanya saja dengan pengertian orangtua, anak akan bisa menghadapinya.
Untuk itu orangtua harus bisa membujuk anak kalau perlu tidak mengapa kok menemaninya selama beberapa hari. Setelah itu secara bertahap, waktu bersama anak dikurangi sampai akhirna orang tua hanya mengantar dan menjemput.

Patut diingat bahwa usia balita memang masa bermain jadi biarkan jika ia lebih banyak ingin bermain. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa masuk dalam dunia bermainnya itu sambil memberinya pelajaran dan inilah yang disebut dengan “bermain bermakna”. Dengan permainan anak bisa belajar dan menguasai sesuatu. Kemudian manfafatkanlah minat anak terhadap sesuatu untuk juga belajar yang lain. Seperti minatnya pada dunia binatang bisa dimanfaatkan untuk ia mengenali huruf atau belajar membaca.
Jangan terlalu cemas dengan anak yang hanya menarik diri saat semua temannya bermain, ingatlah bahwa anak itu beragam sifatnya. Ada yang gampang menyesuaikan diri dan melebut, ada juga yang harus mengamati beberapa saat baru bisa melebur. Tentunya orangtua jangan segan-segan untuk memberi tahu guru mengenai kondisi anak. Misalnya anak sangat pemalu, guru bisa menciptakan suasana yang hangt dan akrab baginya. “Lama-lama anak akan merasa, Oh, sekolah itu ternyata menyenangkan.
(alia/62/5/2005)



0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda