Sabtu, 20 Februari 2010

ORANG MISKIN “BAKAR UANG” RP. 50 MILIAR

Kebiasaan merokok ternyata meningkatkan risiko terjadinya impotensi sebesar 50% pada pria berusia antara 30-40 tahun.

Jumlah perokok di Indonesia sekitar 70 juta orang dan 10% dari jumlah tersebut hidup dibawah garis kemiskinan.

Rokok tersedia dimana-mana. Dan, orang biasa merokok di sembarang tempat. Disadari atau tidak oleh para perokok, rokok itu bisa mengancam jiwa mereka maupun orang lain yang tak merokok. Bahkan kebiasaan merokok bisa menyebabkan kemiskinan.

Wakil Derektur Pelayanan Medik RSUP Persahabatan dr. Tjandra Yoga Aditama Sp (K),MARS, mengatakan, rokok dikonsumsi di Indonesia setiap tahun. Kalau diasumsikan harga rokok sekitar Rp 500-Rp 700 per batang, maka uang yang dibakar percuma setiap tahun mencapai sekitar Rp 150 triliun.
Di Indonesia diperkirakan sekitar 70 juta orang atau 30 % dari populasi penduduk Indonesia adalah perokok. Kalau mereka rata-rata merokok sebungkus saja sehari, maka mereka ‘membakar uang’ sekitar Rp 500 miliar setiap hari. Sementara itu perokok yang hidup di bawah garis kemiskinan sekitar 7 juta orang atau sekitar Rp 50 miliar uang dibakar oleh orang yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Data dari Biro Pusat Statistik menyebutkan proporsi konsumsi tembakau meningkat terus terhadap total pengeluaran konsumsi makanan. Yaitu dari 8,0% pada 1996 menjadi 13,3% pada 2003. secara keseluruhan penduduk Indonesia berbelanja tembakau sebanyak 2,5 kali lipat dari pengeluaran untuk biaya dibandingkan untuk biaya kesehatan.
Sementara itu menurut WHO seseorang dapat menghabiskan sampai seperempat penghasilannya untuk membeli rokok. Di Negara lain, seperti Filipina, orang yang membeli rokok local 20 batang sehari berarti dia menghabiskan 17% anggaran belanja rumah tangganya. Kalau yang dibeli rokok impor maka 35% anggaran belanjanya hilang untuk membeli rokok.
Di Malaysia harga 20 batang rokok dapat setara dengan 5% pendapatan buruh kasar. Di Shanghai, China petani menghabiskan uang untuk membeli rokok dan alcohol lebih banyak dari uang yang dipakai untuk membeli gandum, daging, dan buah-buahan.

Akibat merokok

Tjandra, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif WHO Collaborating for Tuberculosis/Laboratorium Makrobakteriologi RSUP Persahabatan, Jakarta, mengungkapkan bahwa kebiasaan merokok telah terbukti menimbulkan 25 jenis penyakit pada berbagai organ tubuh. Antara lain, kanker saluran pernafasan hingga paru, kandung kemih, bronchitis kronik, dan penyakit pembuluh darah. Dari sejumlah penyakit itu, kematian terbesar disebabkan oleh kanker paru, dan bronchitis kronik.
Kebiasaan merokok pun merupakan penyebab kematian 10% penduduk dunia. Selama tahun 2000 ditemukan 3,5 juta kematian akibat rokok. Sebanyak 1,1 juta diantaranya terjadinya di Negara-negara berkembang. Angka kematian akibat merokok diperkirakan meningkat menjadi 10 juta orang pada 2025. tujuh juta diantaranya berasal dari Negara berkembang.
Pada 2030 diperkirakan satu dari enam manusia akan meninggal akibat kebiasaan merokoknya. Sekitar setengah dari para perokok akan meninggal akibat kebiasaan merokok, dan separuh dari kematian ini akan terjadi pada usia pertengahan, saat mereka sedang berada pada puncak produktivitasnya.
Kebiasaan merokok ternyata meningkatkan risiko terjadinya impotensi sebesar 50% pada pria berusia antara 30-40 tahun. Salah satu penelitian pada veteran perang Vietnam di Amerika Serikat pada 1994 menunjukkan ada 50-80% peningkatan risiko terjadinya impotensi pada perokok bila dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok sama sekali.

Bila meninggal

Kondisi perokok yang menderita bronchitis kronik dan emfisema menyedihkan. Karena biasanya mereka meninggal dalam keadaan sesak napas dan sesanya sulit diatasi. Sedangkan penderita jantung koroner biasanya meninggal secara mendadak karena serangan jantung. Sebelum meninggal biasanya ia mengalami nyeri dada, kemudian denyut jantung berhenti.
Biasanya perokok yang menderita bronchitis kronis, kalau diperiksa, juga ada kelainan jantung. Jadi, antara bronchitis kronik dengan jantung koroner itu beriringan. Kalau jantungnya lemah, maka dia meninggal karena serangan jantung.
Kini wahai saudaraku, bayangkan Rp 500 miliar setiap hari “uang dibakar” secara mubazir, sungguh menakjubkan bila ‘pulus’ sebesar itu diggunakan untuk bekal menyongsong hari esok, membangun istana surga apalagi penyakit yang diderita perokok sangat mengerikan, tunggu apalagi? Sumber: Republika&Ummi/juli2004


0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda