Hentikan kekerasan terhadap anak sekarang dan selamanya
Dalam perspektif keluarga, anak diposisikan sebagai dambaan orang tua sekaligus penerus keluarga. Namun kenyataannya, masih banyak anak yang belum terlindungi dari berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi. Bahkan tidak sedikit anak yang hidup terlantar dan tidak memperoleh pendidikan yang memadai.
Agar setiap anak kelak dapat memikul tanggung jawab sebagai penerus keluarga dan penerus bangsa, maka anak-anak wajib mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal dari segi fisik, mental, maupun social. Karena itu, untuk mewujudkan dan menjamin kesejahteraan anak, semua pihak wajib mengupayakan perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi, kekerasan, penganiayaan, penyiksaan, dan penelantaran. Komisi Nasional Perlindungan Anak memberikan kiat bagi orang tua untuk menghindari segala bentuk kekerasan terhadap anak.
Hargai anak dan bersikap adil
Dengan menciptakan suasana hangat dan penuh kasih saying, tanpa diskriminasi. Berilah penghargaan bila anak melakukan perbuatan terpuji dan beritahu kesalahannya jika dia melakukan tindakan yang kurang baik. Dengan demikian, anak akan belajar menghargai orang lain, terutama orang tuanya.
Dengarkan keluahan anak
Bila anak berperilaku buruk, seperti melawan, suka memukul, atau berbohong, pahamilah perasaannya dan dengarkan keluhannya.
Ungkapkan ketidaksetujuan anda atas perilaku anak yang kurang baik
Dengan kata-kata yang tidak memojokkan anak. Daripada mengatakan,”Ayo, cepat mandi. Mama tidak suka punya anak baud an pemalas!” lebih baik katakana, “Yuk, mandi saying. Supaya wangi dan bersih.”
Peringatan lebih awal
Ketika anda marah karena perilaku anak, maka menghindarlah seketika dari anak. Tenangkan diri anda lalu berdialog dengan anak seputar ketidaksukaan anda dengan sikap anak.
Berupaya lebih akrab
Binalah hubungan yang lebih hangat dan akrab dengan anak sehingga dia menjadi lebih terbuka kepada orang tua. Jadilah contoh bagi anak dalam menanamkan nilai-nilai moral dan social yang berlaku.
Dunia anak adalah dunia yang penuh kegembiraan dan keceriaan. Karena itu, kekerasan bukan cara yang tepat untuk dilakukan terhadap anak. Hentikan segala bentuk kekerasan terhadap anak sekarang dan selamanya!
Sumber: PARENTSINDONESIA.COM
Entri Populer
-
AYAH BERMAIN DENGAN ANAK LAKI-LAKI Kesamaan jenis kelamin antara ayah dengan anak laki-laki, sering diartikan bahwa mereka memiliki kecocoka...
-
TINGGI SERAT, KAYA PROTEIN H ampir semua orang suka kacang-kacangan atau nut, rasanya yang gurih sangat lezat di makan langsung atau diolah ...
-
Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien...
-
Tanya: Anak pertama saya perempuan dengan BB 2,7 kg dan PB 47 cm. Sekarang usianya 5 bulan dengan BB 5,3 kg dan PB 66 cm. Apakah normal? Sej...
-
IKTERUS ATAU KUNING PADA BAYI BARU LAHIR Ikterus adalah perubahan warna kulit (sclera) mata (yang normal berwarna putih) menjadi kuning kare...
KONSULTASI DOKTER ANAK

- dr. Hermansyah Irwan, SpA
- dr. Rusmala Deviani SpA
- dr. Fransiska S. Susanti, SpA
- dr. Maria Widhiastuti, SpB
- dr. M. Muchlis, SpA
- dr. Srimpi SpKJ
- dr. Rastra Rantos, Spa
- dr. Bobby Setiadi D, SpA
- dr. Jaya Ariheryanto,SpA
- dr. Rini Purwanti
- dr. Rouli Nababan SpA
Visitors
Rabu, 26 Oktober 2011
KEKERASAN PADA ANAK
Labels:
Artikel Keluarga,
Psikologi Anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Category
- Artikel (186)
- Tips Bunda (166)
- Artikel Keluarga (142)
- Psikologi Anak (79)
- Problematika keluarga (71)
- Artikel Kehamilan (66)
- Penyakit Anak (63)
- Tips Kecantikan (47)
- Seksologi (33)
- Makanan Bayi dan Balita (31)
- Obat Alternatif (22)
- Permainan Anak Balita (20)
- P3K Keluarga (18)
- Karier (11)
- Religi (9)
- Teknologi (6)
- Keuangan Keluarga (5)
- Hypnoparenting (2)
- Hypno-birthing (1)
About Me

- BUNDA DAN ANANDA
- Batam, Kepulauan Riau, Indonesia
- ZUDHA SULFIYANA seorang ibu dengan satu orang putra yang mulai beranjak remaja. yang ingin berbagi ilmu dengan para pembaca. semoga berguna untuk semua. Amin
0 comments:
Posting Komentar