Jumat, 22 Juli 2011

MEMBANGKITKAN NASIONALISME ANAK



TUMBUHKAN NASIONALISME DARI RUMAH

Rasa nasionalisme perlu ditumbuhkan sejak kecil. Sebagai orang tua kitalah yang memegang tanggung jawab untuk memupuk kecintaan pada tanah air tersebut. Kenapa nasionalisme penting dan bagaimana cara menenamkannya pada anak? Berikut ulasannya.

Ajang 17 Agustus-an sudah di depan mata. Mungkin karena kesibukan di kantor dan dirumah, bagi anda hari itu tidak ada bedanya dengan hari-hari lain. Padahal dulu, waktu anda kecil ulang tahun kemerdekaan merupakan salah satu hari libur nasional paling meriah. Bisa jadi anak-anak anda pun sekarang tidak memdulikan sama sekali datangnya hari bersejarah tersebut.

Menurut Maria Susanti, psikolog dari Universitas Tarumanegara, semakin modern dan canggihnya dunia anak-anak masa kini dapat menggeser konsep patriotism dalam diri mereka. “Memang, tidak mengikuti lomba makan kerupuk atau balap karung tidak menjadi patokan anak tidak memiliki jiwa patriotisme untuk negaranya. Tapi, setidaknya kegiatan-kegiatan tersebut cukup untuk menumbuhkan rasa kebangsaan pada anak-anak,” kata Maria.

Maria menambahkan, rasa patriotism dan nasionalisme dapat diasumsikan sebagai sikap-sikap positif yagn harus dimiliki setiap warga Negara. Seperti cinta produk dalam negeri, rela berkorban demi tanah air, dan berani menghadapi tantangan yang datang dari luar. “Konsep kebangsaan dan ptriotisme ini tampak sebagai sesuatu yang besar dan berat untuk dijunjung. Namun bila kita coba turunkan lebih membumi, saya yakin itu ada dalam kehidupan sehari-hari .”

PENTINGNYA BAHASA INDONESIA

Rasa patriotism dan nasionalisme sendiri tidak bisa didapat begitu saja ketika seseorang sudah berada dalam tahap dewasa. Ini harus ditanamkan dan dipupuk sejak kecil sehingga mengakar sampai sewasa. “Semua itu berawal dari penanaman nilai-nilai di rumah. Orang tua dan orang yang terdekat dengan anak itu yang utama.”ujar Maria.

Penanaman nilai-nilai kebangsaan bisa dimulai sejak umur tiga tahun ketika anak-anak sudah dapat berkomunikasi verbal dengan baik. Mungkin awalnya dengan hal-hal yang mudah dulu seperti makanan dan pakaian. Misalnya dengan mengenalkan buah-buahan asal Indonesia, kue-kue tradisional, seperti kue nagasari, lepet, singkong dan sebagainya. Lalu baru ke bahasa.
Orang tua harus memberikan contoh berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi sekarang kadang orangtua lebih bangga jika anaknya bisa bahasa Inggris. Maria menyarankan agar sebelum memperkenalkan bahasa asing, dari usia 0-5 tahun anak harus diperkenalkan pada bahasa ibu terlebih dahulu. Kadang orangtua suka lupa pada hal-hal mendasar.

Ada beberapa hal yang dapat mengurangi rasa nasionalisme pada anak-anak yang mungkin dapat terjadi tanpa disadari. “Penyebabnya antara lain, orang tua lebih sering mengajak anak-anak berlibur ke luar negeri dibandingkan menjelejahi kota-kota di dalam negeri. Selain itu, banyak anak zaman sekarang yang kurang mengenal suku asal orang tuanya. Jika dia tidak tahu sejarah asal usulnya, bagaimana ia mau mencintai negerinya sendiri?

TUMBUHKAN JIWA NASIONALISME

Agar anak bisa mencintai bangsa, orangtua memang harus ikut terlibat dalam memupuk cinta tanah air pada anak. Ada tahapan yang harus diperhatikan orang tua. Pertama kuatkan dulu ikatan emosional dengan anak sehingga anak mau berinteraksi dengan orangtua. “Jika ikatanorangtua dengan anak sudah baik, inilah waktunya untuk menrasfer nilai-nilai agama, moral dan etika yang akan dijadikan anak sebagai pedoman hidupnya,” kata Maria. Hal ini penting didapat sebelum ia mengenal globalisasi.

Banyak hal yang didapat dilakukan orang tua dalam meningkatkan rasakebangsaan anak. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, yaitu mengenal produk-produk dalam negeri seperti makanan, permaianan, pakaian adat, buku bacaan berupa dongeng atau legenda kedaerahan seperti Si Kancil, Timun Emas, Malin Kundang, dan sebagainya. Masalahnya, yang terjadi sekarang, anak-anak lebih tahu tokoh kartun luar negeri, dan lebih suka memakai kostum Superman dan Batman.

Mengenalkan Tokoh asing pada anak boleh saja. Tapi jangan lupa mengajak mereka mengenal cerita-cerita rakyat local. Banyak pesan moral yang bisa anda turunkan pada anak melalui cerita-cerita tersebut,” ujar Maria.

Atau belilah buku-buku yang mendeskripsikan Indonesia dengan baik dan benar, sehingga anak memiliki pengetahuan yang luas dan dengan demikian akan timbul rasa cinta pada Indonesia. Ajaklah anak ke berbagai tempat di tanah air saat liburan supaya anak tahu tentang kondisi dan keindahan alam negaranya.

Dampak globalisasi membuat anak mudah terpapar budaya lain, terutama karena adanya berbagai media yang mudah diakses seperti TV, internet, dan games. Sementara program yang mengenalkan kekayaan negeri sendiri semakin sedikit.

Banyak manfaat yang diperoleh dari upaya mengembangkan jiwa patriotic dan nasionalisme pada anak. Yang pasti buah hati kita jadi tidak mudah terpengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Oleh karena itu, ayo, Bu, kita mulai menanamkan nilai-nilai itu dari sekarang.

7 CARA YANG BISA DILAKUKAN

Menumbuhkan rasa kebangsaan di rumah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya :

  1. Mulai sedini mungkin. Semakin dini, semakin banyak nilai budaya Indonesia yang “melekat” pada diri dan pikiran anak-anak.
  2. Lakukan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya dengan metode menyanyi dan bercerita atau bermain.
  3. Ajak anggota keluarga lain, seperti kakek nenk yang dapat menceritakan perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia.
  4. Usahakan untuk membeli produk buatan dalam negeri dan perkenalkan anak pada berbagai produk unggulan dan kekayaan alam Indonesia.
  5. Perkenalkan anak pada tokoh-tokoh yang telah mengharumkan nama bangsa (olahragawan, penemu, ilmuwan, dan sebagainya), secara langsung maupun tidak langsung berikut karya-karyanya.
  6. Kunjungi tempat-tempat cagar budaya dan tempat yang indah di seluruh wilayah Indonesia.
  7. Ajarkan bermain permainan tradisional.
Sumber: Sekar

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda