Rabu, 02 Juni 2010

KIAT BIJAK MEMANFAATKAN BONUS


Bonus tahunan memang menggiurkan, keinginan seakan menggebu-gebu ketika bonus diterima. Jangan keburu nafsu dengan membelanjakan uang tanpa planning. Pertimbangkan cara bijak agar bonus bisa dimanfaatkan dengan baik.

Raut kegembiraan tak bisa disembunyikan lagi di wajah Gina, begitu mendengar akan mendapat bonus tahunan. Rencananya bonus yang akan diteruma ibu satu putra ini akan digunakan untuk merenovasi rumah. Lain halnya dengan Vivi, gadis lajang yang kariernya melesat bak roket. Vivi tak punya rencana apa-apa dengan bonus yang akan diterimanya. Bisa jadi akan digunakan untuk belanja, sebab Vivi mempunyai hobi belanja. Adalah hak anda untuk menggunakan bonus tahunan yang anda terima. Namun alangkah baiknya, jika bonus ini bisa lebih dimanfaatkan dengan baik.

Jika akan mendapat bonus tahunan, wajah setiap orang pasti akansumringah, hati pun manjadi senang. Wajar saja karena bonus tahunan bukan penghasilan tetap yang diterima setiap bulannya. Bonus tahunan merupakan hasil yang diterima oleh karyawan dari keuntungan perusahaan selama satu tahun. Biasanya begitu bonus tahunan diterima, berbagai rencana telah disusun, “Mau digunakan untuk apa bonus itu?” lain halnya jika anda tak punya planning apa-apa, pastinya akan bingung. Mau diapakan uang bonus ini? Jangan salah langkah dengan membelanjakan habis uang bonus itu, yang nantinya berujung penyesalan.

Ir. H. Adiwarman Azwar Karim, MBA, MAEP, pakar sekaligus praktisi ekonomi syariah menyarankan, jangan gunakan bonus tahunan untuk meningkatkan porsi keperluan sehari-hari, karena bonus diterima sekali setahun sedangkan keperluan sehari-hari sifatnya tetap. Sebenarnya ada banyak cara dan kiat bijak dalam memanfaatkan bonus tahunan. Sebaiknya setiap rencana harus anda sesuaikan dengan besarnya jumlah bonus yang diterima. Tak perlu rencana muluk-muluk apalagi bila bonus yang anda terima tidak sesuai dengan rencana anda.

Menurut penulis buku Ekonomu Makro Islami dan Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan ini, bagi keluarga yang sumber pendapatannya dari penghasilan tetap, biasanya berlaku formula 80.20.80% dari penghasilan adalah untuk kebutuhan sehari-hari dan 20% untuk akumulasi tabungan keperluan darurat. Bila penghasilan bertambah, upayakan agar tingkat kebutuhan sehari-hari dipertahankan sehingga tambahan tersebut dapat digunakan untuk investasi atau keperluan tertentu yang direncanakan, misalnya naik haji, uang masuk sekolah, renovasi rumah, dan sebagainya. Jadi formula adalah 80:20:X. X adalah target investasi atau keperluan tertentu. Bonus tahunan dapat dialokasikan untuk porsi yang 20% atau porsi X, atau kombinasi dari keduanya.

Sumber : PARAS



Dalam memanfaatkan bonus tahunan, kembali Ir. Adiwarman yang juga Direktur Business Consulting memberikan dua pilihan, yaitu bonus itu untuk investasi atau usaha sampingan. Berikut kiat-kiatnya :

MANAJEMEN INVESTASI

MANAJEMEN USAHA SAMPINGAN

Manajemen biasanya dilakukan dengan formula yang berbeda :


  • Disiplin dalam mengakumulasi tabungan, baik untuk porsi 20% maupun porsi X

  • Menggunakan akumulasi tabungan untuk investasi

  • Investasikan porsi yang 20% ke dalam investasi yang tidak berisiko seperti deposito.

  • Jangan gunakan porsi yang 20% untuk investasi yang beresiko tinggi seperti membeli sahan atau untuk modal usaha

  • Jangan gunakan porsi 80% untuk membeli polis asuransi; gunakan porsi yang 20%.

  • Invesatsikan porsi X untuk invesatsi berisiko rendah bila nantinya dimaksudkan untuk keperluan tertentu, seperti naik haji.

  • Gunakan porsi X untuk membeli perlengkapan rumah tangga seperti kulkas, TV, mebel dll

  • Gunakan porsi X untuk mencicil pembelian barang inventaris yang dapat membantu pekerjaan seperti kendaraan motor atau mobil.

  • Jangan awali usaha dengan modal dari porsi X, porsi 20, apalagi porsi 80, terlebih lagi dari uang pinjaman; awali usaha dengan mencari pasar terlebih dahuli, yuaitu tahu dimana membeli barang yang murah dan tahu kemana menjual barang yang mahal. Syukur bila tahu dimana membeli yang murah namun membayar belakangan, dan tahu kemana menjual mahal dengan bayaran tunai.

  • Usaha sampingan harus dilakukan dengan komitmen penuh walaupun dilakukan dengan paruh waktu (full commitment, part time)

  • Jangan mulai memproduksi sesuatu sebelum tahu kemana akan menjualnya

  • Jangan membeli alat produksi apapun sebelum tahu bagaimana memproduksi dan kemana barang hendak dijual

  • Selalu awali berpikir dengan “menjual”, jangan awali berpikir dengan “membeli

  • Jika punya hobi, coba jadikan langkah awal untuk memulai usaha karena dengan hobi berarti telah akrab dengan seluk beluk bidang tersebut.







0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda