Sabtu, 06 Maret 2010

PENYEMBUHAN DIABETES DENGAN OXIDANT RELEASING THERAPY

Diabetes mellitus (DM) dari kata bahasa Yunani diabaĆ­nein, tembus atau "pancuran air", dan bahasa kata Latin mellitus, rasa manis yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron.


Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (resiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan resiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.

Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus?

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal. DM merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria).

Apa penyebab Diabetes Mellitus?

DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang, hormon insulin dibuat dalam pancreas.

Ada dua macam tipe Diabetes Mellitus:

  • DM tipe I atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.


  • DM tipe II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM tipe II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun. Kegemukan atau obesitas salah satu faktor penyebab penyakit DM, dalam pengobatan penderita DM, selain obat-obatan anti diabetes, perlu ditunjang dengan terapi diit untuk menurunkan kadar gula darah serta mencegah komplikasi-komplikasi yang lain.


Apa gejala-gejala orang menderita Diabetes Mellitus?

Gejala klinis yang khas pada DM yaitu “triaspoli” polidipsi (banyak minum), poliphagia (banyak makan) dan poliuri (banyak kencing), disamping disertai dengan keluhan sering kesemutan terutama pada jari-jari tangan, badan terasa lemas, gatal-gatal dan bila ada luka sukar sembuh. Kadang-kadang BB menurun secara drastis. Untuk mengetahui apakah seorang menderita DM yaitu dengan pemeriksaan kadar gula darah. Kadar gula darah normal adalah pada saat puasa (nuchter) = 80 - < 110 mg/dl, setelah makan = 110 - < 160 gr/dl.

Komplikasi

Jika kadar gula darah terus menerus tinggi ini berarti tidak terkontrol, lama kelamaan akan timbul penyulit (komplikasi) yang pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah misalnya: pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata (dapat terjadi kebutaan), pembuluh darah ginjal (GGKhemodialisa), dll. Jika sudah terjadi penyulit ini maka usaha untuk menyembuhkan keadaan tersebut kearah normal sangat sulit. Oleh karena itu, usaha pencegahan dini untuk komplikasi tersebut diperlukan dan diharapkan sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang tidak menguntungkan.

Bagaimana mencegah dan mengobati Diabetes Mellitus?

DM dapat dicegah dengan menerapkan hidup sehat sedini mungkin yaitu dengan mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang dengan meningkatkan konsumsi sayuran, buah dan serat, membatasi makanan yang tinggi karbohidrat, protein dan lemak, mempertahankan BB yang normal sesuai dengan umur dan tinggi badan (TB) serta olah raga (OR) teratur sesuai umur dan kemampuan. Tujuan pengobatan penderita DM ialah untuk mengurangi gejala, menurunkan BB bagi yang kegemukan dan mencegah terjadinya komplikasi.


1. Diet

Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diet sesuai yang dianjurkan, yang mendapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus mentaati diet terus menerus baik dalam jumlah kalori, komposisi dan waktu makan harus diatur. Ketaatan ini sangat diperlukan juga pada saat: undangan/pesta, melakukan perjalanan, olah raga (OR) dan aktivitas lain.

2. Obat-obatan

Tablet/suntikan antidiabetes diberikan, namun terapi diit tidak boleh dilupakan dan pengobatan komplikasi lain yang menyertai /suntikan insulin.

3. Olah Raga

Dengan olah raga teratur sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga insulin yang ada walaupun relatif kurang, dapat dipakai dengan lebih efektif. Lakukan olah raga 1-2 jam sesudah makan terutama pagi hari selama ½ - 1 jam perhari minimal 3 kali/minggu. Penderita DM sebaiknya konsultasi gizi kepada dokter atau nutritionis (ahli gizi) setiap enam bulan sekali untuk mengatur pola diit dan makan guna mengakomodasikan pertumbuhan dan perubahan BB sesuai pola hidup.

Perencanaan Gizi pada penderita Diabetes Mellitus:

1. Penilaian kondisi pasien

Status gizi: penilaian status gizi dengan menghitung Indek Masa Tubuh (IMT) = BB (kilogram) atau TB2 (meter) untuk melihat apakah penderita DM mengalami kegemukan/obesitas, normal atau kurang gizi. IMT normal pada orang dewasa antara 18,5-25.

2. Toleransi Glukosa

Dengan memberikan kadar gula darah (glukosa) apakah dalam batas-batas toleransi normal (terkontrol). Biasanya diperiksa gula darah puasa dan 2 jam setelah makan, gula darah sewaktu dan HbAc. Selain itu juga diperiksa kadar gula dalam urin.

3. Komplikasi Lain

Pemeriksaan klinis dan laboratorium lebih lanjut perlu dilakukan bila untuk mengetahui apakah sudah ada komplikasi baik akut atau kronik seperti kadar gula darah selalu rendah atau bahkan selalu tinggi, komplikasi ke penyakit jantung, ginjal, hati, pembuluh darah, saraf atau mata.

4. Perencanaan diit dan mendidik pasien DM

Mendidik pasien DM bertujuan agar pasien tersebut dapat mengontrol gula darah, mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan untuk merawat diri sendiri. Perencanaan diit bertujuan agar cukup asupan kalori, protein, lemak, asam mineral dan serat serta air dengan frekuensi makan sepanjang hari disesuaikan dengan pemberian obat anti diabetes atau injeksi insulin. Selain itu kebutuhan kalori dan serat gizi lain disesuaikan dengan status gizi dan kondisi kesehatan penderita DM (misalnya bila disertai hipertensi atau tekanan darah tinggi, harus mengikuti diit rendah garam). Perencanaan diit dapat menggunakan daftar penukar bahan makanan, sehingga penderita DM dapat menggunakan daftar itu sendiri.

5. Olah Raga

Penderita DM dianjurkan untuk melakukan olah raga secara teratur 3-4 kali/minggu, setidaknya 20-30 menit (misalnya jalan kaki cepat, senam). Untuk memperbaiki aktivitas insulin. Selain itu olah raga membantu penurunan BB pada penderita gemuk atau obesitas. Bila melakukan olah raga berat sebaiknya sebelum, selama dan sesudah olah raga memonitor kadar gula darah, khususnya untuk DM tipe I, guna menentukan kebutuhan insulin dan asupan makanan harus disesuaikan. Bila melakukan olah raga ringan, tidak perlu mengatur kebutuhan insulin, cukup snack kecil sebelum olah raga pada gula darah < 80 mg/dl. Untuk olah raga yang lama snack diperlukan setiap ½ - 1 jam. Pada olah raga berat dan lama seperti ski lintas alam, dosis insulin perlu diturunkan untuk mencegah hipoglikemia (kadar gula darah turun). Pada penderita DM dianjurkan memperbanyak cairan sebelum, selama dan sesudah olah raga untuk mencegah dehidrasi.

Apa bahayanya penderita DM?

Penyakit DM dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang membahayakan jiwa maupun mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

1. Komplikasi Akut

Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah sangat rendah), karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar) bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya dipicu karena penderita tidak patuh dengan jadwal makanan (diit) yang telah ditetapkan, sedangkan penderita tetap minum obat antidiabetika atau mendapatkan infeksi insulin. Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia adalah rasa lapar, lemas, gemetar, sakit kepala, keringat dingin dan bahkan sampai kejang-kejang.

2. Koma

Pada penderita DM juga dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu adanya penyakit infeksi atau karena penderita DM tidak minum obat/mendapatkan insulin sesuai dosis yang dianjurkan. Gejala dari hiperglikemia adalah rasa haus, kulit hangat dan kering, mual dan muntah, nyeri abdomen, pusing dan poliuria. Karena sulit untuk membedakan komplikasi karena hipo atau hiperglikemia, maka dianjurkan kalau ada gejala-gejala seperti diatas pada penderita DM, lebih baik segera ditolong dengan diberikan air gula atau permen, kemudian penderita segera dikirim ke Rumah Sakit.

3. Komplikasi Kronis

Bila sudah terjadi komplikasi yang mengakibatkan tingginya kadar gula darah dalam waktu lama seperti gangguan pada saraf, mata, hati, jantung, pembuluh darah dan ginjal, selain upaya menurunkan kadar gula darah dengan obat antibiotik/insulin dan terapi diit, perlu pengobatan untuk komplikasinya. Diit juga ditujukan untuk mengurangi/menyembuhkan komplikasi tersebut (misalnya kadar kolesterol juga tinggi, diit diarahkan juga untuk menurunkan kadar kolesterol tersebut).

Apa kaitan gizi dengan Diabetes Mellitus?

DM adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang merupakan salah satu unsur zat gizi makro. Gangguan metabolisme ini juga menyebabkan gangguan metabolisme zat gizi lain yaitu protein, lemak, vitamin, dan mineral yang mana proses metabolisme tubuh itu saling berinteraksi antar semua unsur zat gizi. Oleh karena itu, DM adalah merupakan salah satu dari “Nutrition Related Disease” dimana gangguan salah satu metabolisme zat gizi dapat menimbulkan penyakit. Terapi diit adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM. Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal. Bila dibiarkan dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan komplikasi baik akut atau kronis, yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan penderita DM sendiri atau mempengaruhi produktivitas kerja. (Contoh: pada penderita DM yang mengalami luka gangren yang harus diamputasi karena kadar gulanya selalu tinggi sehingga lukanya tidak dapat sembuh).

Apa Manfaat Konsultasi Gizi?

Klinik gizi memberikan pelayanan konsultasi gizi bagi pasien yang membutuhkan terapi diit termasuk penderita DM. Disini penderita DM diajak untuk mengenal dirinya sendiri dan mampu memilih menu makanan sesuai kebutuhan dirinya.

Penutup

Secara medis penyakit DM ini tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan kemauan keras penyakit ini dapat dikendalikan dan dengan berbekal pengetahuan yang cukup dan keinginan yang kuat maka DM ini bukan penyakit yang menakutkan. Tetapi dengan metode al hijamah Rasulullah SAW (Oxidant Releasing Therapy), penyakit DM bisa di terapi secara efektif dan efisien tanpa memerlukan suplemen atau obat-obatan. Dari pengalaman kami sejak melakukan penelitian dan pengembangan Oxidant Releasing Therapy dari tahun 2005 kepada para pasien penderita Diabetes Mellitus, alhamdulillah banyak pasien yang berhasil disembuhkan secara permanen (teruji dan terbukti secara uji klinis), yakinlah dan yakinilah bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya tidak akan menyalahi janji-janji-Nya. Wallahu Ta'ala A'lam.

Sumber : http://oksidan.com (Bpk Chandra P.Pusponegoro)
Email : al_arwah@yahoo.com

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda