Rabu, 17 Februari 2010

HEARING AIDS MEMBUKA JENDELA SUARA

Hearing aids membantu si kecil belajar mengenal dunia. Tersedia beberapa pilihan. Mana yang paling cocok untuknya?

Bagi penyandang gangguan pendengaran, dunia yang ingar bingar ini terasa sunyi dan senyap! Akibatnya, anak tunarungu tak bisa mengucapkan satu kata pun dengan sempurna. Ia kan tidak pernah mendengar dan menirukan suara apa pun sejak kecil.
Maka ia sangat memerlukan alat khusus agar telinganya mampu menangkap berbagai suara.


Mengeraskan dan menyaring suara

Namanya saja alat bantu dengar. Jadi, fungsinya memang memperkeras suara yang biasa diterima oleh telinga normal. Repotnya, jika lingkungan sedang riuh rendah, bisa-bisa seluruh suara yang diterima telinga si kecil sama kerasnya. Atau, bukan tak mungkin suara bising itu malah menutupi suara orang yang mengajaknya berbicara.
Tapi, itu dulu lho! Sekarang, sudah banyak alat bantu dengar yang dapat mengolah suara yang masuk ke telinga, baik secara manual maupun secara otomatis. Nah, dengan teknologi digital pada alat bantu dengar, Anda bisa tetap berkomunikasi dengan si kecil, meski berada di tengah hiruk pikuk keramaian. Misalnya, di mal. Dengan teknologi baru ini, suara Anda akan diperjelas, sementara suara lingkungan yang “berisik” akan direduksi agar tidak menyakitkan telinganya.
Tak cuma suara keras dan lemah yang diolah. Tetapi, bagaikan dapur pengolah musik, alat bantu dengar yang kecil itu ada channel pengaturnya. Dari 2, 4, sampai 16 channel. Nah, pemilahan dan pengolahan channel-channel ini diatur oleh ahli ketika pendengaran si kecil diperiksa. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kelemahan pendengaran anak pada suara bass, maka bagian tersebut yang akan diperkeras. Dengan cara ini, suara yang masuk bisa lebih jelas diterima.

Ini pilihannya!

Dari cara pemakaiannya, alat bantu dengar dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:
OTE ( Over The Ear ), BTE (Behind The Ear ), atau PA (Post Auricular)
Adalah alat bantu dengar yang amplifiernya (pengeras suaranya) terletak di belakang daun telinga. Alat ini menerima dan mengeraskan suara, kemudian diantarkan melalui tabung kecil yang tercetak di earmold (cetakan lubang telinga yang berfungsi sebagai penyalur suara di telinga) yang terdapat pada telinga.

Body Aids
Alat bantu dengar ini menggunakan amplifier, berupa kotak kecil yang ditempelkan di badan, lalu dihubungkan dengan kabel yang menghantarkan suara yang sudah diperkeras itu ke earmold. Bisa ke salah satu telinga atau kedua telinga yang membutuhkannya.

Eyeglass Aids
Alat bantu dengar yang mirip kacamata ini terdiri dari amplifier, mikrofon, dan baterai. Semua piranti ini terletak ditangkai kacamata.
Catatan: Alat ini masih jarang digunakan di Indonesia.

ITE (In The Ear) dan ITC (In The Canal)
Alat bantu dengar ini jadi sangat populer ketika presiden Amerika Ronald Reagan memakainya. Namun, alat bantu dengar ini bukanlah pilihan yang tepat untuk anak, karena telinganya masih tumbuh dan berubah terus. Kalau harus beli alat baru terus, wah terlalu boros. Harganya kan mahal. Apalagi, alat bantu dengar yang lama tidak mungkin dipakai lagi. Tak cuma longgar, biasanya suaranya juga jadi mendenging serta gampang jatuh.

Sebagai catatan, walau Anda membeli alat bantu dengar yang mahal sekalipun, tapi kalau pembuatan earmold -nya kurang oke, maka suara yang dihantarkan bisa saja mengalami gangguan. Misalnya, mendenging. Si kecil pun terganggu dan tidak mau memakai alat bantu dengarnya lagi.

Mana yang paling cocok?
Sementara ini, alat bantu dengar yang biasa dipakai anak-anak di Indonesia adalah body aids dan OTE. Apa sih bedanya?

Body aids

Kelebihan:
Harga ekonomis. Bahkan, paling ekonomis dibandingkan model lain.
Tidak mudah hilang. Alat ini memang agak lebih besar dari model yang lain. Sebab, dipakai seperti radio kecil atau walkman.
Mikrofon bisa digeser. Jika kurang jelas, alat ini bisa disorongkan ke sumber suara (tak perlu mendekatkan telinga ke sumber suara).

Kekurangan:
Telinga kanan kiri terpaksa menerima suara yang sama kerasnya. Proses penerimaan dan pengeras suara dari alat bantu ini hanya ada di satu tempat dan dikirimkan pada kedua telinga. Jika telinga kanan dan kiri agak berbeda kemampuan dengarnya, maka telinga yang lebih peka jadi tidak nyaman.
Tak bisa menentukan lokasi. Penerima dan pengeras suara hanya satu, maka suara yang masuk hanya dari satu arah saja. Akibatnya, si kecil tak bisa menentukan lokasi orang yang mengajaknya bicara.
Kemungkinan adanya suara feedback atau mendengung, jika pembuatan earmold kurang baik.

OTE

Kelebihan:
Bisa menentukan lokasi. Penerimaan dan pengolahan suara di masing-masing telinga membuat anak bisa membedakan arah datangnya suara, seperti depan, belakang, kanan atau kiri.
Dapat diatur sesuai kebutuhan masing-masing telinga. Pemakaian kedua alat di telinga kanan dan kiri membuat kemampuan penerimaan dan pengolahan suaranya dapat dibedakan sesuai dengan kadar gangguan masing-masing telinga. Si kecil jadi lebih nyaman.

Kekurangan:
Harganya lebih mahal dibandingkan dengan body aids. Semakin canggih peralatan digitalnya, semakin mahal. Bisa didapat mulai dari harga tiga jutaan sampai sekitar 20 juta rupiah untuk satu telinga.
Pada OTE yang sederhana, pemakai harus mendekatkan telinganya ke sumber suara kalau merasa kurang jelas.

Memang pemilihan alat bantu dengar tergantung pada kebutuhan si kecil dan kemampuan Anda. Jika anak (terutama yang masih kecil) menolak memakai alat ini, jangan terlalu khawatir. Mungkin saja, ia merasa risih dengan alat barunya. Meski begitu, Anda juga perlu ekstra memberi perhatian jika alat tersebut agak mengganggunya. Jadi, bisa dilakukan perbaikan atau pengaturan suara.
Biasanya, begitu bisa menangkap suara yang menyenangkan, si kecil ingin memakai alat bantu dengar setiap harinya. Bahkan, jika sudah terbiasa memakai alat bantu dengar, ia justru akan rewel begitu alat itu dilepaskan.

Gradasi Gangguan

Gangguan pendengaran ringan. Masih bisa bicara normal. Mulai mengalami gangguan ketika sekolah, karena tak bisa mendengar suara dari jarak jauh.
Catatan: Biasanya, kondisi ini baru terdeteksi ketika si kecil mulai sekolah. Pemakaian alat bantu dengar akan memudahkannya mengikuti pelajaran di kelas.

Gangguan pendengaran sedang. Bisa mendengar orang bicara, asal jaraknya sangat dekat (sekitar ½ meter). Nah, alat bantu dengar ini membantu memperjelas suara orang, sehingga komunikasi jadi lebih lancar.

Gangguan pendengaran berat. Biar diajak bicara dalam jarak yang sangat dekat, si kecil tetap saja tak bisa mendengar tanpa alat bantu dengar.
Catatan: Kalau alat bantu dengar tidak diberikan sejak dini, si kecil jadi sulit belajar bicara. Kalau ia cuma membaca bibir saja, hanya 25% bunyi konsonan yang dapat terdeteksi.

Gangguan pendengaran sangat berat. Alat bantu dengar yang paling kuat sekalipun jadi tidak berarti. Nah, alat bantu dengar yang paling mungkin diberikan adalah cochlear implant . Penanaman alat bantu dengar di bagian telinga tengah (cochlea) ini dilakukan dengan cara operasi. Dengan alat ini, diharapkan si kecil dapat mendengar suara percakapan biasa.

Waspadalah Jika ...

Tidak terkejut atau menangis begitu ada suara yang keras. Misalnya, bantingan pintu atau suara benda jatuh.
Tidak menoleh ketika dibunyikan mainan yang bergemerincing.
Tidak bereaksi saat seseorang berbicara keras-keras di dekatnya atau memanggil namanya.
Berhenti dari kegiatan berceloteh pada usia setahun.
Kalaupun pernah tahu namanya, si kecil tidak segera menoleh begitu dipanggil namanya. Mungkin saja, pendengarannya sudah agak menurun.

Jangan Remehkan Keluhan Anak

Jika ia sering mengeluh atau menolak mengenakan alat bantu dengar, laporkan kepada ahli audiologi yang memeriksanya. Bisa jadi, earmold -nya sudah tidak cocok lagi. Atau, setelan suaranya belum pas sehingga berisik.
Perhatikan situasi dan suara apa yang membuatnya tak senang atau tak nyaman. Dengan begitu, ahli audiologi bisa mengatur ulang setelan suara alat bantu dengarnya.
Begitu ada iritasi di bagian belakang telinga, laporkan ke dokter atau ahli audiologi. Mungkin saja, ukuran alat bantu dengar harus diperbaiki, bahannya diganti atau perlu perawatan tertentu. Kalau sampai iritasinya mengganggu, bawa si kecil ke dokter dulu untuk diobati.

Merawat Alat Bantu Dengar

Periksa setiap hari apakah baterai alat bantu dengar masih berfungsi atau perlu diganti.
Perhatikan apakah kutub positif dan negatif dari baterai sudah terpasang dengan benar atau tidak.
Jika menggunakan body aids , periksa kabel-kabelnya. Apakah tidak terlilit atau rusak?
Jika memakai OTE yang dipasang di belakang telinga, perhatikan tabung kecil pengantar bunyi pada earmold . Pastikan tabung tidak terpelintir atau tertekuk. Jika sudah beberapa kali terpelintir atau tertekuk, mungkin sudah waktunya si kecil mendapat earmold baru
Perhatikan apakah tabung pengantar bunyi berubah warna jadi kuning atau sudah keras? Ini juga tanda kalau si kecil butuh earmold dan tabung baru.
Periksa apakah tabung lembab atau tidak. Ingat, setetes air bisa menghambat suara yang masuk. Juga, tetesan keringat bisa menyebabkan gangguan bunyi pada alat tersebut

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda