Sabtu, 13 Februari 2010

BULAN MADU SEBERAPA PENTING?

Pernikahan itu membahagiakan, tapi sekaligus juga mendebarkan. Ketegangan, fisik dan mental, pasangan pengantin juga harus dikendurkan. Pada saat bulan madulah semua ketegangan dan debaran itu bisa diatasi.

Bulan madu merujuk pada masa penuh kemesraan yang manis semanis madi setelah sepasamg laki-laki dan perempuan sah menjadi suami istri. Kesempatan paling manis ini sebisa mungkin dijalani pengantin baru berdua saja. Suasana dan tempat yang romantis pun jadi tujuan utama untuk menjalani bulan madu, sekaligus melepas lelah setelah sebelumnya sibuk mempersiapkan pernikahan. Namun, tak semua pasangan pengantin menjadwalkan waktu khusus untuk berbulan madu.


Tergantung kebutuhan

Menyempatkan waktu khusus untuk berbulan madu, kenyataannya memang tak selalu dilakukan oleh setiap pasangan. Menurut psikolog Eva Septiana Berlianto,m dosen psikologi pendidikan pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, seberapa pentingnya bulan madu amat tergantung pada kebutuhan setiap pasangan.
Mungkin sebagian pasangan memerlukan bulan madu itu dengan tujuan untuk lebih mengenal satu sama lain dan betul-betul menikmati keleluasaan sebagai pasangan. Jadi melai mendekatkan diri secara psikologis karena kalau kehadiran fisik selalu bersama-sama diharapkan pengenalan psikologis mudah terjadi terang Eva.
Semantara itu sebagian pasangan lainnya yang tidak terlalu memprioritaskan bulan madu, masih menurut Eva, mungkin dengan alasan bahwa lpengenalan itu tak harus dilakukan dalam kondisi khusus. “Justru pada kondisi riil yang dihadapkan setelah pernikahan, disitulah mereka mulai belajar untuk bersama-sama. Jadi mereka tidak perlu kondisi khusus dalam bentuk bulan madu karena mereka peranggapan semakin cepat berada dalam kondisi riil, penyesuaian itu akan lebih mudah atau lebih cepat pula terjadi,” papar ibu 2 anak ini.

Kedua anggapan ini tentu saja tak ada yang salah, karena situasi khusus untuk berbulan madu hanyalah soal pilihan. Apalagi bila kemudian dikaitkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan untuk berbulan madu. “Barangkali biaya yang ada bisa digunakan untuk keperluan lain yang mungkin lebih bermanfaat sebagai pasangan, entah ditabung dulu atau lainnya,”imbuh istri dari Evoni Barlianto ini.
Namun yang pasti, momen selama bulan madu dengan kondisi apapun dan dimanapun dilakukan adalah momen penting dalam sebuah perkawinan. Apalagi bila momen itu dilalui dengan kebahagiaan dan suka cita. Ini bisa jadi perekat, sat menhadapi situasi-situasi selanjutnya sebagi pasangan, ungkap Eva.

Manfaat bulan madu

Selain bermesraan, bulan madu sebenarnya bisa dipergunakan untuk membicarakan langkah-langkah rumah tangga yang baru dibentuk ini kedepannya. “Begitu kita ditetapkan sebagai pasangan yang sah terus ke depannya kita mau apa idealnya itu harus dibicarakan dari hati ke hati. Dalam kondisi bulan madu yang menyenangkan, tentu masing-masing akan bisa mengekspresikan dirinya sedemikian rupa untuk mengutarakan pendapat atau gagasannya yang sifatnya ideal untuk rencana ke depan,”jelas Eva.
Pembicaraan-pembicaraan mengenai semacam visi dan misi keluarga yang baru dibentuk ini, apalagi secara mendalam, setelah disepakati bersama tentu bisa menjadi pedoman. Kedua belah pihak diharapkan komitmen dan saling mengatkan.
Boleh jadi komunikasi pada awal perkawinan ini belum terbentuk dengan baik, apalagi bagi pasangan yang belum kenal baik sebelumnya, misalnya hanya lewat ta’aruf singkat. Bulan madu yang diharapkan manis, bisa terjadi sebaliknya. Maka yang terbaik bagi pengantin ini adalah menutamakan keterbukaan pikiran dan empati. Coba pahami apa yang dirasakan pasangan kita dan tempatkan diri sejajar ,” kata Eva. Insyaallah, pintu komunikasi bisa lebih terbuka, tak hanya saat bulan madu bahkan sepanjang pernikahan.(ummi/maret2008)

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda