Asma sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Namun hingga kini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling besar, menurut Dr. Bambang Supriyanto, Sp.A dari sub bagian Pulmonologi, bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 4-16 % penduduk Indonesia mengidap penyakit asma. Penyakit yang diakibatkan oleh sensitivitas saluran pernapasan yang berlebihan.
Penyakit ini terjadi jika saluran napas tempat keluar masuknya udara dari paru-paru menyempit secara berulang. Akibatnya terjadi batuk, napas berbunyi, dan napas pendek.
Apabila kita bernapas udara akan mengalir ke paru-paru melalui rangkaian saluran udara. Pada penderita asma, saluran nafas sedikit terganggu. Hal itu desebabkan menempelnya partikel halus atau zat-zat iritan di dinding saluran nafas. Tubuh mendeteksi iritan itu sebagai benda asing. Kemudian sestem kekebalan mengirimkan sel khusus, yaitu sel mast kelokasi iritasi. Sel mast ini melepaskan histamin, senyawa kimia yang menyebabkan pembengkakan dilapisan lendir dinding dalam saluran.
Jenis asma
Asma pada anak sering timbul pada usia dibawah 4 tahun. Namun masalah pengobatan justru muncul pada masa sesudah usia itu. Serangan asma pada masa usia 4-10 tahun dapat berupa asma ringan atau berat, dan frekwansinya pun ada yang jarang dan ada pula yang sering. Sebagian bisa kena serangan harian, bulanan, tahunan, atau tanpa mengalami serangan.
Selanjutnya menurut Dr. Bambang pembagian jenis asma pada anak, ada 3 jenis :
• Pertama, asma episode jarang. Asma ini tergolong berat dan jarang terjadi. Gejalanya pilek, batuk, dilanjutkan sesak napas. Saat terjadi serangan, otot-otot leher terlihat kaku dan biasanya terjadi malam hari. Dalam beberapa hari napas berbunyi selama beberapa jam. Batuk berlangsung kurang dari 10-14 hari.
• Kedua, aspa episode sering. Asma ini sebagian besar terjadi pada usia 3 tahun, dan bisa berlangsung hingga usis 8-10 tahun. Pada usis 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa serangan infeksi yang jelas, frekwensi 3-4 kali dalam setahun. Lamanya serangan berlangsung hingga beberapa jam. Serangan ini bisa hilang dengan atau tanpa obat.
• Ketiga, asma kronik atau presisten. Timbul hambir setiap hari. Bisa dikatakan penderitanya tak akan terbatas dari serangan ini. Serangaaannya bervariasi, dari yang ringan hingga berat, biasanya terjadi malam hari. Pada asma berat, aktivitas penderita akan selalu terganggu, sehingga butuh pengobatan terus-menerus.
Mendeteksi asma
Asma banyak menyebabkan kematian pada anak. Terjadi karena tidak terdiagnosisnya penyakit atau pengobatan yang tidak tepat. seperti penyakit lainnya, untuk mendiagnosis asma perlu wawancara yang tepat, pemeriksaan fisik, uji fungsi paru, dan evaluasi keadaan alergi. Biasanya gejala yang muncul mengi ( nafas berbunyi), kesulitan bernafas, sesak, batuk, dan banyak mengeluarkan lendir.
Gejala-gejala ini harus dipastikan dengan tes laboratorium. Bila si kecil mengalami mengi, tidak berarti ia mengidap asma. Sekitar 50% anak pengidap asma tidak mengalami mengi. Gejala yang lebih tepat untuk mendeteksi asma adalah batuk, khususnya yang terjadi pada malam hari atau dini hari.
Jika si kecil mengeluh dadanya terasa sesak atau merasakan kelelahan yang berlebihan sehabis berolah raga, ada kemungkinan ia mengidap asma. Dalam mendeteksi asma, yang terpenting adalah adanya serangan berulang yang dipicu oleh faktor luar seperti alergen, iritan, latihan atau infeksi virus. Serangan yang datang pada malam hari atau dini hari juga merupakan ciri penyakit asma. Mengi berulang dan / atau batuk yang menetap merupakan titik awal mendiagnosis asma.
Lakukan upaya pencegahan
Saat ini belum ada obat untuk asma. Sehingga yang bisa dilakukan adalah upaya pencegahan dengan mengontrol dan menghentikan sebab terjadinya asma. Sebagai contoh, anak pengidap asma yang tertinggal di daerah berudara bersih beresiko kecil terkena serangan asma dibandingkan dengan pengidap asma yang tertinggal di daerah yang terpolusi.
Debu rumah atau asap rokok juga dapat memicu serangan asma. Sebagai pencegahan, jangan merokok dalam rumah atau dekat anak lpengidap asma. Selain itu semua peralatan yang mudah berdebu disingkirkan terutama dari dalam kamar tidur. Korden harus sering dibersihkan, minimal setengah bulan sekali, kapuk harus diganti dengan busa. Buku dan pakaian bekas juga harus dijauhkan dari kamar tidur.
Selain upaya pencegahan, orang tua juga harus menyediakan obat asma. Obat ini terbagi dalam 2 kelompok, yakni reliefer (pereda) dan controller ( pengendali). Obat pereda hanya digunakan bila terjadi serangan atau peningkatan gejala asma, seperti batuk dan sesak nafas. Batuk obatnya bisa tablet, syrup, puyer, semprotan (inhaler) atau dalam bentuk uap. Sementara obat pengendali biasanya obat semprot atau dry powder inhaler. Obat pereda harus selalu tersedia pada penderita asma baik tipe ringan maupun berat.
Obat pengendali diberikan pada penderita asma sedang dan berat. Obat ini harus diberikan setiap hari, baik ada maupun tidak ada serangan. Jika penggunaanya hendak dihentikan, biasanya bertahap dan harus sepengetahuan dokter.
Berdasarkan penelitian di Australia, penderita asma ringan yang serangannya jarang, 55% akan sembuh. Sisanya akan berlanjut sampai dewasa dalam bentuk serangan yang lebih ringan dan lebih jarang. Sedangkan penderita asma sedang, kemungkinan sembuh hanya 205. Dari 20% ini, 40% diantaranya akan menjadi ringan, 25 % menjadi semakin berat, dan sisanya akan menetap. Terakhir, pada penderita asma berat, hanya 40% yang akan sembuh. Sebagian menjadi lebih ringan. (Nabila/edisi perdana/2004)
Entri Populer
-
Diare atau ‘Mencret’ pada anak M aya, anak perempuan usia 2 tahun sampai siang itu sudah mencret-mencret 5 kali. Kendati begitu anak tersebu...
-
Ada cara membuatnya bisa Akrab… Bagi para istri, ibu mertua sering dianggap sebagai sosok yang menyebalkan dan menakutkan. Ada saja komenta...
-
Tanya: Anak pertama saya perempuan dengan BB 2,7 kg dan PB 47 cm. Sekarang usianya 5 bulan dengan BB 5,3 kg dan PB 66 cm. Apakah normal? Sej...
-
BERMASALAHKAH SAAT MENYUSUI? Untuk merealisasikan keinginan memiliki payudara besar dan indah, terkadang ada wanita yang menempuh cara opera...
-
A di, anak laki-laki usia 1 tahun enam bulan, pada jam 6 sore itu mendadak demam walau tidak terlalu tinggi. Sehari sebelumnya sudah ada gej...
KONSULTASI DOKTER ANAK
- dr. Hermansyah Irwan, SpA
- dr. Rusmala Deviani SpA
- dr. Fransiska S. Susanti, SpA
- dr. Maria Widhiastuti, SpB
- dr. M. Muchlis, SpA
- dr. Srimpi SpKJ
- dr. Rastra Rantos, Spa
- dr. Bobby Setiadi D, SpA
- dr. Jaya Ariheryanto,SpA
- dr. Rini Purwanti
- dr. Rouli Nababan SpA
Visitors
Sabtu, 13 Februari 2010
ASMA BISAKAH DISEMBUHKAN?
Labels:
Penyakit Anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Category
- Artikel (186)
- Tips Bunda (166)
- Artikel Keluarga (142)
- Psikologi Anak (79)
- Problematika keluarga (71)
- Artikel Kehamilan (66)
- Penyakit Anak (63)
- Tips Kecantikan (47)
- Seksologi (33)
- Makanan Bayi dan Balita (31)
- Obat Alternatif (22)
- Permainan Anak Balita (20)
- P3K Keluarga (18)
- Karier (11)
- Religi (9)
- Teknologi (6)
- Keuangan Keluarga (5)
- Hypnoparenting (2)
- Hypno-birthing (1)
About Me
- BUNDA DAN ANANDA
- Batam, Kepulauan Riau, Indonesia
- ZUDHA SULFIYANA seorang ibu dengan satu orang putra yang mulai beranjak remaja. yang ingin berbagi ilmu dengan para pembaca. semoga berguna untuk semua. Amin
1 comments:
Saya sudah berusia 27 tahun.Kemarin baru saja diputuskn oleh dokter saya naik kelas,dari asma ringan menjadi asma akut. apakah masih bs disembuhkan?
Posting Komentar