Ingin pertumbuhan balita anda optimal? Gampang saja kok. Dan, olah raga adalah salah satu sarananya. Cuma, pilihan jenis olah raga musti benar-benar pas.
Siapa sih yang akan menyangkal kalau olah raga penting bagi tubuh? Apalagi, dengan latihan yang teratur, kemampuan kerja jantung serta paru akan mengkat. Peredaran darah pun jadi lancer. Cuma ini saja?
Taklah, olahraga juga bias membuat system kerja organ tubuh bekerja secara optimal. Enggak heran, kalau orang yang rajin berolahraga sejak usia muda punya daya tahan tubuh yang kuat dan tidak mudah terpapar penyakit. Bagaimana dengan balita?
Ada manfaat khususnya
Bagi anak usia dibawah 5 tahun, olahraga memiliki manfaat yang lebih khusus lagi. Apa artinya? Gerakan-gerakan yang biasa dilakukan dalam olahraga, seperti berlari,melompat,melempar,atau menendang, tidak semata-mata menyehatkan si kecil saja, akan tetapi merangsang pula pertumbuhan tulang-tulang serta otot-otot hingga optimal. Yang pasti nih, bukan hanya kekuatan tulang yang meningkat, namun juga kepadatan tulangnya. Semua ini memang sudah harus ‘ditabung’ sejak bayi. Bagaimana dengan otot-ototnya? Kelenturan otot-otot si kecil bertambah juga asal tahu saja, olahraga dapat membuat hormone-hormon dalam tubuh mungilnya bekerja dengan baik. Bahkan, dengan rajin berolahraga, si kecil bias terhindar dari obesitas (kegemukan) plus penyakit yang biasa menyertainya. Misalnya, gangguan jantung atau diabetes mellitus (penyakit gula atau kencing manis). Ada lagi? Ada secara psikis, anak yang rajin berolahraga apalagi bila dilakukan bersama-sama teman sebayanya, mudah bersosialisasi, selalu ceria bersikap positif, serta tidak mudah murung dan depresi.
Memang masih serba terbatas
Meski latihan olahraga dapat menunjang pertumbuhan si kecil. Anda perlu ekstra hati-hati plus jeli dalam memilihkan jenis olahraga untuknya. Kenapa sih? Secara umum kemampuan si kecil masih sangat terbatas, baik fisik (gerak motoriknya), psikis, dan kemampuannya berkomunikasi. Sementara anda tentu saja tahu, bahwa kebanyakan jenis olahraga menuntut kemampuan gerak fisik dan kesiapan psikis yang mantap. Kalau sudah begini, apa jalan keluarnya? Pertama-tama, coba perhatikan dulu gerak-gerik si kecil dirumah. Berikut beberapa ketrampilan yang umum dikuasai oleh balita.
Usia 1 – 3 tahun
Anak usia ini baru mulai menguasai ketrampilan berdiri,berjalan, dan berlari. Awalnya , ia berjalan agak ‘sempoyongan’ dan tidak kenal arah. Ia belum tahu apa itu belok kiri atau belok kanan. Pokoknya, ia hanya bias berjalan lurus sampai akhirnya tibalah di pelukan anda. Secara perlahan, ia akan makin pintar berbelok. Cuma ancang-ancangnya masih heboh. Untuk berbelok, ia harus membuat lingkaran yang lebar dulu.
Memasuki usia 3 tahun, barulah ia mampu membelokkan tubuhnya secara tiba-tiba kekiri atau kanan ketika berjalan atau berlari. Ia juga sudah mulai bias melompat dengan kedua kakinya, dan ‘mendarat’ sambil sedikit membungkukkan badannya.
Masih ada lagi lho. Batita alias dibawah 3 tahun mulai gemar berlari, melempar dan mengkap serta menendang. Umumnya, ia akan melempar dan mengkap bola dengan kedua tangannya. Hanya saja saat menangkap, ia akan mendekapkan tangan serta bola ke dadanya. Ia memang belum piawai melempar dan menangkap dengan satu tangan. Dan, meski ia sering memamerkan kebolehannya dalam menendang, tendangannya belum terarah. Lebih banyak meleset kesana sini.
Usia 3 tahun
Si kecil baru mampu menerima dan mencerna instruksi yang sangat sederhana. Bila instruksi anda terlalu rumit, ia malah tidak mengerti dan juga cepat bosan. Akhirnya, olahraga bukan lagi sesuatu yang fun. Rentang konsentrasinya juga masih pendek. Itu sebabnya, ia masih sukit diarahkan dan lebih suka bergerak ‘semau-maunya.’
Menjelang usia 5 tahun
Sejalan dengan menignkatnya pertumbuhan dan kekuatan tubuh serta kemampuan berkomunikasi, si kecil biasanya sudah lebih mampu menguasai dan mengendalikan gerak tubuhnya. Ia juga mulai bias menerima dan lebih oke dalam mencerna ‘instruksi’. Ada tapinya nih. Bentuk ‘instruksi’ harus tetap sederhana. Lalu rentang konsentrasinya lumayan meningkat, hingga sekitar 5 – 10 menit.
Setelah melihat proses perkembangan kemampuan balita, barulah anda bias menentukan kira-kira jenis olahraga yang paling cocok untuknya. Tentu saja, ada rambu-rambu yang masih perlu ditaati.
Bermain, bermain dan bermain
Sebenarnya, tujuan berolahraga pada balita adalah merangsang perkembangan fisik dan kemampuan psikis secara menyeluruh. Intinya, si kecil bergerak, namun sekaligus jadi senang dan ceria. Jadi, usia ini baru merupakan tahap persiapan bagi si kecil untuk melakukan gerakan-gerakan dasar dan jenis olahraga yang sesungguhnya. Biasanya, anak baru piawai melakukannya dengan benar di usia 6 tahun keatas. Makanya, bentuk olahraga yang paling pas untuk balita adalah latihan gerak yang sesuai tahap kemampuannya swerta (ini perlu jadi perhatian khusus) dilakukan sambil bermain. Kalau belum apa-apa, si kecil sudah dijejali dengan seabrek peraturan yang kakau atau gerakan sulit sampai ia frustasi, bias-bisa aktivitas ini langsung dicoret dari daftar rutinitasnya. Jadi, jangan minta anak untuk memukul bola kasti, misalnya bila mkoordinasi antara gerak mata dan anggota tubuh lainnya belum kompak. Untuk mudahnya, ajak si kecil berolahraga melalui tahapan berikut :
• Mulailah dari variasi gerakan berjalan, seperti berjalan melingkar mengikuti irama
• Lanjutkan dengan variasi melompat. Misalnya , melompat hadap ke kiri, lalu hadap ke kanan.
• Setelah itu, baru latih keseimbangan tubuh si kecil. Caranya satu kaki dan tangan terentang, berjalan sambil berjinjit, atau telentang di lantai lalu berguling ke kiri dan ke kanan.
Sebagai catatan nih, bergerak sambil meniru flora atau fauna yang ada dalam sekitar, seperti pohon bergoyang diterpa angin, kepiting berjalan, atau bangau berdiri, biasanya jadi gerakan favorit si 3 tahun. Meski begitu, melompat seolah-olah ingin mengambil awan di langit, merangkak seperti kereta api masuk terowongan, memasukkan bola-bola kecil ke dalam keranjang, atau berlari sambil memindahkan bola juga sangagt menarik minatnya.
Pada umur 5 tahun, biasanya si kecil mulai senang bermain lempar tangkap bola dengan teman, menendang bola kearah ‘gawang’, serta bermain sepeda. Bahkan, beberapa anak usia ini punya ketrampilan motorik serta keseimbangan yang sangat baik. Banyak pula yang jago sepatu roda atau berenang.
Bagaimanapun, proses perkembangan anak sangat bergantung pada faktor genetic plus rangsang dari lingkungannya. Jadi tak ada gunsnys menetapkan target tertentu, apalagi sampai mengharapkan prestasi gemilang dari balita anda. Juga jangan sekali-kali membanding-bandingkan kemampuan si kecil dengan balita lain. Setiap anak itu unik. Biarkan ia terus mengejutkan anda begitu mahir menguasai ketrampilan tertentu.
Perhatikan rambu-rambunya
• Balita bukan miniature dewasa. Jadi, berikan latihan yang sesuai kemampuan anak. Juga, meski usia sama belum tentu kemampuan tiap anak sama.
• Tujuan utama berolahraga adalah melatih dan meningkatkan kemampuan motorik dasar. Seperti merangkak,berjalan, melompat, berlari, berguling, melempar dan menendang.
• Latihan dengan teratur. Meski begitu ini bukan berarti anda harus memaksa anak utnuk berolahraga setiap hari. Harus ada waktu antaranya. Misalnya seminggu 2 kali.
• Latihan teratur. Batasi waktunya. Perhatikan kekuatan balita, jangan sampai ia terlalu lelah dan lemas setelahnya.
• Pemanasan di awal dan pendinginan di akhir latihan. Berikan gerakan-gerakan ringan untuk melemaskan otot dari kepala hingga kaki. Dengan begitu organ tubuh anak tetap terjaga. Biar lebih bersemangat, biarkan ia berolah tubuh sambil diiringi musik.
• Beri semangat dan pujian. Ketika si kecil sedang berusaha melakukan suatu gerakan. Ini akan menambah kepercayaan dirinya.
Biar aman dan nyaman
• Pakaian tepat. Pastikan pakaian olahraganya terbuat dari bahan yang nyaman (menyerap keringat), serta tidak menghalanginya untuk bergerak dengan bebas.
• Sepatu bebas. Dengan begitu, tidak ada hambatan dalam bergerak, apalagi samapai menyakiti kakinya.
• Lingkungan luar yang aman. Pastikan tempat berpijak anak tidak licin dan basah, sehingga ia tidak mudah tergelincir. Juga pilih tempat yang tidak dekat pembuangan sampah ( sarangnya lalat atau nyamuk) semak-semak (aman dari binatang berbahaya), atau tumpukan kayu-kayu bekas bangunan ( paku banyak bertebaran)
• Lingkungan dalam ruang yang bebas hambatan. Pilih area berlatih yang jauh dari jendela kaca, meja kaca dan berujung lancip, benda-benda yang terbuat dari kaca, serta karpet tak rata atau ujungnya mencuat.
• Peralatan yang aman dan nyaman. Semua alat Bantu yang digunakan entah matras atau alas tubuh untuk mengguling, undakan untuk memanjat, palang besi untuk bergayut, atau benda-benda lainnya tidak boleh sampai menyakiti dan melukai anak.
• Pakai pengaman, untuk olahraga tertentu, khususnya bila ia sedang belajar olahraga yang menuntut keseimbangan tubuh, seperti sepatu roda atau rollerblade, kenakan pengaman pada kepala, siku,serta lutut.
• Siapkan minuman. Anak yang aktif bergerak mudah kehausan. Karenanya, anda perlu selalu menyediakan air putih. Dengan begitu, ia terhindar dari dehidrasi. Sebaiknya, ia minum sebelum, sesudah, dan diantara waktu berlatih. Kalau bias, berikan minum. Meski ia belum meminta.
• Gunakan krim pelindung sinar matahari, agar kuliutnya tidak rusak.
Ingin ikut klub?
Umumnya anak baru siap bergabung dalam klub olahraga pada usia 6 – 8 tahun. Kenapa? Pada usia ini, ia sudah mampu mengendalikan dan mengontrol gerak tubuhnya. Juga kemampuan menerima instruksi dan berkomunikasi sudah baik.
Namun bila karena alas an tertentu, anda tetap ingin mengikutsertakan si balita pada klub olahraga pastikan :
• Tujuan si kecil ikut dalam klub Cuma sebatas perkenalan dengan jenis olahraga tertentu.
• Ia tidak dituntut melakukan gerakan yang sama dengan anggota lain yang lebih ‘matang’ terutama bila ia memang belum mampu melakukannya.
• Dilakukan pemisahan berdasarkan kelompok umur, tinggi badan,serta juga berat badan.
• Peralatan yang digunakan sesuai tinggi dan berat tubuh anak.
Entri Populer
-
Diare atau ‘Mencret’ pada anak M aya, anak perempuan usia 2 tahun sampai siang itu sudah mencret-mencret 5 kali. Kendati begitu anak tersebu...
-
Ada cara membuatnya bisa Akrab… Bagi para istri, ibu mertua sering dianggap sebagai sosok yang menyebalkan dan menakutkan. Ada saja komenta...
-
Tanya: Anak pertama saya perempuan dengan BB 2,7 kg dan PB 47 cm. Sekarang usianya 5 bulan dengan BB 5,3 kg dan PB 66 cm. Apakah normal? Sej...
-
BERMASALAHKAH SAAT MENYUSUI? Untuk merealisasikan keinginan memiliki payudara besar dan indah, terkadang ada wanita yang menempuh cara opera...
-
A di, anak laki-laki usia 1 tahun enam bulan, pada jam 6 sore itu mendadak demam walau tidak terlalu tinggi. Sehari sebelumnya sudah ada gej...
KONSULTASI DOKTER ANAK
- dr. Hermansyah Irwan, SpA
- dr. Rusmala Deviani SpA
- dr. Fransiska S. Susanti, SpA
- dr. Maria Widhiastuti, SpB
- dr. M. Muchlis, SpA
- dr. Srimpi SpKJ
- dr. Rastra Rantos, Spa
- dr. Bobby Setiadi D, SpA
- dr. Jaya Ariheryanto,SpA
- dr. Rini Purwanti
- dr. Rouli Nababan SpA
Visitors
Sabtu, 13 Februari 2010
BATITA BEROLAH RAGA, MENGAPA TIDAK?
Labels:
Artikel Keluarga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Category
- Artikel (186)
- Tips Bunda (166)
- Artikel Keluarga (142)
- Psikologi Anak (79)
- Problematika keluarga (71)
- Artikel Kehamilan (66)
- Penyakit Anak (63)
- Tips Kecantikan (47)
- Seksologi (33)
- Makanan Bayi dan Balita (31)
- Obat Alternatif (22)
- Permainan Anak Balita (20)
- P3K Keluarga (18)
- Karier (11)
- Religi (9)
- Teknologi (6)
- Keuangan Keluarga (5)
- Hypnoparenting (2)
- Hypno-birthing (1)
About Me
- BUNDA DAN ANANDA
- Batam, Kepulauan Riau, Indonesia
- ZUDHA SULFIYANA seorang ibu dengan satu orang putra yang mulai beranjak remaja. yang ingin berbagi ilmu dengan para pembaca. semoga berguna untuk semua. Amin
0 comments:
Posting Komentar