Rabu, 10 Februari 2010

KULIT KEPALA BAYI BERKERAK

Beberapa bayi baru lahir pada kepalanya muncul ‘ kotoran ‘ seperti ketombe. Lama-lama menumpik akhisnya berkerak. Tapi, jangan khawatir karena itu bukan berarti si kecil berbakat ketombean.

Banyak ibu cemas sekaligus kesal bila kepala bayi merahnya keluar kotoran yang lama-lama menumpuk seperti kerak. Bukan hanya kotor, tapi bikin bayi rewel. Bisa dibayangkan, kita saja orang dewasa, kalau ketombean gatal dan panas bukan alang kepalang. Apalagi pada bayi, menumpuk pula.

Memang, sudah banyak ibu tahu kalau kerak kepala yang dalam masyarakat Betawi dan daerah lain disebut sarapl menumpuk, harus dibersihkan dengan lotion dan kapas, lalu disisir dengan sisir halus agar rontok. Persoalannya si kerak menumpuk lagi menumpuk lagi. Apa sih sebenarnya kerak atau sarap ini, seperti ketombe, tapi masa bayi ketombean?

Penumpukan kotoran dikulit kepala bayi ini, menurut Dr. Tina Wardhani Wisesa, SPKK, dari RSCM, sesungguhnya hal biasa yang bisa terjadi pada setiap bayi yang baru lahir. Kelainan kulit di kepala merupakan eksim seboroik (ES) atau dikenal dengan istilah umumnya eksim sarap. Berbentuk seperti sisik berwarna kekuningan. Sering ditemui di kepala bayi, namun dapat pula ditemui di wajah dan daerah yang tertutup pakaian.

Eksim sarap biasanya timbul pada bayi setelah lahir, atau pada usia 2-10 minggu, bisa juga beberapa bulan kemudian. Hingga sekarang cepat atau lambatnya wksimm sarap ini keluar belum bisa di pastikan, begitupun berakhirnya. Bayi baru dapat menginjak 8-12 bulan. Namun begitu, eksim ini bisa kambuh lagi-lagi saat anak memasuki masa pubertas dengan berbagai faktor pemicu. Misalnya, produktivitas kelenjar minyak kulit berlebih, bisa juga karena faktor genetic.

Tidak semua bayi kena

Hingga saat ini faktor penyebaba mengapa bayi’ketombean’ madih menjadi pertanyaan besar di kalangan kedokteran.

Umumnya dikaitkan dengan peningkatan produksi kelenjar minyak kulit (sebasea). Pada bayi baru lahir dan beberapa saat setelah lahir, kelenjar sebasea akan aktif memproduksi minyak akibat rangsangan hormone dari ibu berupa hormone androgen.

Meski produksi kelenjar minyak pada bayi belum aktif, akan tetapi pengaruh hormone pada inu selama dalam kandungan, menyebabkan bayi mampu mengeluarkan minyak di kulit kepalanya. Sebenarnya pengaruh hormone androgen poada ibu akan hilang dengan sendirinya begitu bayi keluar dari perut ibu. Namun menurut penelitian, kelenjar minyak tidak akan aktif antara anak berumur 8-12 bulan. Faktor pemicu mengapa prosuksi minyak berlebih, menurut Tina karena sewaktu hamil ibu sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak dan berlemak.

Jangan tutupi topi

Mengatasi kerak ini, para ibu biasanya mengoles minyakdan membersihkan dengan kapas. Cara tersebut sudah benar. Sebab, bila dibiarkan bahkan ditutupi dengan topi, agar tak terkena panas matahari dan angina, justru memperburuk kondisi kepala bayi.

Memandikan anak seperti biasa, menyabuni badan dan mencuci rambut bayi seperti tidak terjadi apa-apa. Jangan takut anak akan nangis karena perih begitu kepanya dicuci. Eksim ini tidak gatal apalagi membuat anak demam, cengeng atau iritasi di kulit kepalanya. Tidak apa-apa kecuali cuaca panas. Anak berkeringat, mungkin sedikit rewel.

Selanjutnya, balurkan baby oil atau minyak kelapa pada kulit kepala bayi. Karena kepalanya masih lemah maka jangan terlalu keras atau bahkan sengaja menggosokkan minyak pada tempat tumpukan sarap agar kotoran cepat tanggal. Karena jika itu di lakukan maka tidak hanya iritasi tapi juga mempengaruhi pembentukan kepala dan cara kerjanya kelak.

Sebaliknya, jika tidak dibersihkan, maka besar kemungkinan eksim sarap itu akan melebar dan mengeras sehingga mempercepat timbulkan infeksi.

Membersihkan secara benar

Agar lebih mudah dan efektif, membersihkan eksim syarap ini tentu harus didukung dengan kondisi kepala bayi. Salah satunya adalah, kepala bayi sebaiknya pelontos. Bukankah lebih enak mengolesi kulit kepala dengan baby oil tanpa ada rambut sehelai pun?

Baby oil atau minyak kelapa bisa digunakan sebagai medium untuk melunakkan penumpukan kotoran minyak yang tergolong keras di kulit kepala. Tak ada perbedaan antara penggunaan kedua minyak ini. Hanya pertimbangan kepraktisan semata. Baby oil lebih mudah didapat dibanding minyak kelapa murni.

Olesi kulit kepala bayi dengan baby oil atau minyak kelapa dengan kapas secara merata. Perbanyak di sekitar daerah yang terdapat sarap. Ingat, tidak usaha digosok atau ditekan. Biasakan dilakukan pada malam hari menjelang tidur.

Setelah semalaman, keesokan paginya kepala bayi dicuci dengan shampoo khusus bayi. Sewaktu membersihkan jangan digosok meski kotoran tersebut sudah lunak. Ini untuk menghindari kulit bayi lecet atau iritasi untuk merontokkan sebaiknya menggunakan sisir kepala khusus bayi, sisir secara perlahan maka kotoran yang sudah lunak akan rontok dengan sendirinya.

Jika kotoran masih tetap membandel biarkan saja. Jangan dipaksa menyisirnya. Lanjutkan setiap malam mengolesi kulit bayi dengan baby oil atau minyak kelapa di lanjutkan dengan keramas hingga kotoran lepas dari kulit. Lakukan terus menerus hingga eksim sarap ini benar-benar hilang.

Sewaktu anak dalam perawatan jangan memakaikannya dengan perlengkapan baju yang menutup kepala, seperti topi, kupluk, dsb. Biarkan kepala bayi ‘bernapas’ agar terhindar dari pembusukan. Penutupan akan memberi peluang eksim untuk berkembang biak.

Biarkan anak berada di udara terbukal, termasuk dalam rumah. Jika ingin membiarkannya dalam kamar, ventilasi udara harus di perhatikan. Bila kamar tidak memiliki sirkulasi yang bagus maka udara akan lembab dan anak mudah berkeringat.(ibu&anak no 375)deteksi





0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda