Jumat, 26 Desember 2008

AJAK BICARA BAYI UNTUK MEMAHAMI RESPONNYA


Tak sedikit orang beranggapan bayi dibawah 2 bulan adalah makhluk pasif. Coba anda perhatikan, tak berapa lama setelah lahir, si kecil memiliki kemampuan persepsi motorik yang mencengangkan. Hebat bukan?
kita pasti akan tercengang melihat perkembangannya di hari-hari pertama kehidupannya. Betapa pesat pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan, termasuk perkembangan bahasa dan komunikasinya.


Respon tanda paham

Pemahaman bayi hanya bisa terekam melalui caranya memberikan respon, seperti memandang, menghisap jari, menggerakkan kepala atau ekspresi wajah tertentu.
Bagi bayi yang baru lahir bahkan mampu memberikan atensi pada sekelilingnya , pada wajah-wajah yang baru dilihatnya.
Inilah salah satu tonggak penting perkembangan kognitif anak. Kalau sikecil kurang bahkan tidak memberikan respon sama sekali anda perlu menelaah lebih jauh, dan konsultasi pada dokter anak.
Makanya orang tua harus menstimulasi tumbuh kembang buah hatinya . Ada berapa cara memberi stimulasi pada bayi usia 0-6 bulan. Antara lain memberikan rangsang optimal dan pancainderanya (penglihatan,penciuman,pendengaran,Peraba dan pengecap).
Pancaindera perlu diaktifkan dulu agar dapat digunakan untuk menerima rangsang.
Cara mengaktifkannya, antara lain dengan membelai kepala, tangan, kaki, punggung dan anggota tubuh lainnya.
Pada bayi rangsangan indera peraba merupakan rangsangan perkembangan fisik dan mental. Bahkan para ahli mengatakan ada pengaruh signifikan antara rangsangan sentuhan dan bertambahnya sejumlah sel-sel, jaringan, dan saraf otak. Secara langsung aktifitas ini mempengaruhi kecerdasan.
Demikian pula rangsangan suara dan alunan musik yang menenangkan serta rangang visual dari warna warni cerah disekelilingnya.
Ketika sikecil mulai duduk, upaya meraih sesuatu dengan indera perabanya merupakan caranya mengeksplorasi dunia. Dimana kegiatan meraih benda memerlukan keterampilan motorik halus dan kasarserta koordinasi mata.

0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda