Senin, 03 Agustus 2020

MENUMBUHKAN KEPATUHAN KEPADA ANAK

Dalam lingkungan keluarta sekarang, rupanya batas penghormatan dan kataatan anak kepada orang tua mulai kabur. Bahkan ada yang menanggap wajar seorang anak membentak dan memarahi orang tuanya. Siapa yang salah?

Tunggu dulu!! keberanian anak mendurhakai orang tuanya kadang kala bukan kesalahan anak semata. Disana ada andil peran orang tua. Orang tua sering tidak menyadari bahwa mereka telah membentuk sikap durhaka pada anak-anak mereka sendiri. Mereka lupa bahwa anak yang durhaka adalah korban salah asuh di saat anak masih dalam usia dini.

Bagaimana seharusnya orang tua menanamkan ketaatan pada anak? Dengan kekerasan? Dengan ancaman dan hukuman? Dibawah ini dipaparkan beberapa petunjuk dan saran bagi para orang tua agar anak mau menaati perintahnya sejak dini dan melenyapkan keinginan anak untuk melawan atau mendurhakai.

wibawa Orang Tua

Sering kali perintah orang tua dianggap sepi oleh anak-anaknya. Didengarka pun tidak. Dalam hal ini kesalahan tidak mutlak pada anak. Sebaiknya orang tua segera sadar kemudian melakukan introspeksi, sudahkan kewibawan dimilikinya?


" Bangunlah dimalam hari ( untuk shalat), kecuali sedikit ( daripadanya), setengahnya atau kurangilah sedikit, atau lebihkan daripadanya dan bacalah Al-Qur'an secara tartil. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu Qaulan tsagila." Q.S Al-Muzzamil  2-5

Qaulan tsagila, yang dimiliki Rasullullah saw itu, juga beliau manfaatkan untuk menyeru kaumnya kepada Islam. Maka hanya dengan pidato, berbondong-bondong orang masuk Islam.

seharusnya ayah dan ibu yang mempunyai Qaulan tsagila ini tidak menemui kesukaran dalam memberi perintah kepada anak-anak karena wajah mereka akan memancarkan cahaya bekas sujud di malam hari dan ucapan mereka akan penuh wibawa dan pesona.

Penjelasan yang Bisa Dimengerti

Beri penjelasan ringan sebatas kemampuan anak, mengapa suatu hal diperintahkan sedang hal lain dilarang. Jangan sekali-kali memberi kererangan dusta dalam hal ini.

Apabila anak dilarang terus menerus memecahkan piring, beri penjelasan. Misalnya, " Kita akan kehabisan piring sehingga harus makan memakai alas daun." Ini lebih baik dari pada dusta seperti, "Pocong senang menganggu anak yang suka memecahkan piring."


Sebatas Kemampuan

Perintah yang diluar kesnggupan dan kemampuan anak boleh jadi  akan menyebabkan krisis syarg (neurotic) dan buruk perangai. Ada pepatah mengatakan, "Jika engkau ingin ditaati, maka peritahkanlah apa yang dapat dipenuhi." Sebaiknya perintah itu dibagi-bagi dan tututuan pelaksanaannya pun bertahap.

Perintah orang tua kepada anak berusia 8 tahun untuk senantiasa shalat lima waktu ke masjid, dan pergi mengaji setiap usi maghrib, dengan diasuh seorang ustadz yang berperangai keras dan suka memukul, tentu tidak sesuai dengan kebutuhan psikologis anak yang di usia itu sedang senang-senangnya bermain. JIka ornag tua memaksakan kehendaknya, bisa jadi anak menurut, dengan risiko justru menumbuhkan kebencian dan antipatinya terhadap Islam, atau anak membangkang dengan cara berbohong dan mengembangkan perangi buruk lainnya

Untuk mengetahui sampai di mana batas kemampuan anak sesuai perkembangan usianya, memerlukan pengetahuan tersendiri. Sebaiknya, orang tua memahami perkembangan anak ini. setidaknya menyimpan buku pedomannya, atau rutin menanyakan hal tersebut kepada para ahli.

Kemarahan Anak

Sesungguhnya, sikap suka membangkang dan marah anak-anak merupakan tiruan dari sikap orang tuanya. Ayah yang suka marah hanya karena sebab-sebab sepele, atau mendidik anak terlalu ketat untuk tunduk secara buta kepadanya adalah kebiasaan buruk orang tua pada umumnya.Perlakuan terlalu keras dalam mendidik anak sama saja dengan mendidik lewat cara menyepelekannya.

Kemarahan anak bisa diwujudkan melalui pembangkangan dan pemberontakan. Tetapi bisa juga diwujudkan dalam bentuk kemarahan terselubung, di mana mereka tetap menampakkan kepatuhan dan perangai baik, namun kemarahan yang mereka simpan bisa meledak sewaktu-waktu, di saat yang tidak menguntungkan bagi orang tua.

Jangan Bertentangan

Janganlah orang tua melarang anak bermain, atau membongkar dan memasang sesuatu. Jangan pula melanggar kebiasaan anak-anak kalau tidak ingin mereka menggunakan jerit tangis sebagai senjatanya.

Misalkan diberi perintah " Maghrib hari ini pukul setengah enam. Sekarang sudah pukul lima, terserah kamu kapan akan berhenti bermain, yang penting saat adzan nanti kamu sudah mandi."

Dalam ungkapan itu tidak melarang anak bermain. Juga tidak melanggar kebiasaan mereka bermain di sore hari. Tetapi pemberian " masa terbatas" agar anak dapat mengatur jadwal kegiatannya sendiri akan sangat menolong untuk melatih anak disiplin waktu. Selain itu mereka merasa dianggap mampu untuk mengatur dirinya sendiri tanpa harus didikte begini dan begitu.

Ancaman Yang Salah

Kesalahan yang banyak dilakukan orang tua adalah memberi ancaman kepada anak dengan suatu yang seharusnya berguna baginya. Itu dilakukan hanya karena menginginkan anaknya segera memenuhi perintah mereka.

Misalkan menakut-nakuti anak dengan polisi, suntikan, dan sebagainya. Ketakutan yang terxipta pada bayangan si anak akan sulit dihilangkan, akibatnya hal-hal yang berguna itu akan ia takuti sampai mereka dewasa.


Sumber : Seri Psikologi Anak 

 MENDIDIK ANAK DENGAN CINTA
Penulis : Irawati Istadi


















0 comments:

Posting Komentar

Bunda Dan Ananda © 2008 Template by:
bunda dan ananda